99,5 Persen Virus Corona di Dunia Bermutasi di Italia

Virolog sebut titik awal pandemi corona bukan berada di Wuhan.

EPA-EFE/NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH
Model tiga dimensi dari partikel virus SARS-CoV-2 virus atau dikenal sebagai 2019-nCoV. Virus tersebut adalah penyebab Covid-19 atau virus corona jenis baru.
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ahli virologi asal Jerman Alexander Kekule mengatakan sekitar 99,5 persen dari virus corona yang menyebar ke seluruh dunia saat ini merupakan jenis virus yang bermutasi di Italia utara. Dalam program Markus Lenz, yang disiarkan oleh lembaga penyiar ZDF pada Kamis, Kekule menyebutkan bahwa virus yang sedang menjangkit di seluruh dunia disebut virus jenis G, yang mengubah gennya dan kini sangat mungkin lebih menular dari jenis virus yang berada di Wuhan.

Sejak 1999 Kekule menjabat sebagai pimpinan Mikrobiologi Medis dan Virologi di Universitas Halle-Wittenberg dan Direktur Institut Mikrobiologi Medis di KIinik Universitas Halle.

Dalam wawancara tersebut Kekule mengungkapkan bahwa awal tahun ini wabah virus asli yang tak terdeteksi meledak selama beberapa pekan di Italia utara. Hingga ditemukan pada Februari, virus memiliki cukup waktu untuk tumbuh secara optimal di kawasan ini, di mana salah satu jenis virus yang lebih menular muncul.

Virus menyebar ke Amerika Serikat dan Eropa dari Italia utara. Sementara China berhasil mengendalikan virus dengan berbagai langkah pencegahan.

Titik awal pandemi bukan berada di Wuhan, ungkap Kekule, menambahkan bahwa menurut sidik jari genetik, para ilmuwan dapat memastikan bahwa 99,5 persen dari virus yang sedang menyebar di seluruh dunia kini dapat ditelusuri ke virus yang muncul di Italia utara, dilansir dari Xinhua.

Baca Juga


sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler