Kasus COVID-19 di Inggris Kembali Terkendali

Inggris mengendalikan kasus COVID-19.

Pixabay
Kasus COVID-19 di Inggris Kembali Terkendali. Foto: Ilustrasi Covid-19
Rep: Puti Almas Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON — Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan kasus infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) kembali dalam kondisi terkendali di negara itu. Namun, ia sekaligus memberi peringatan bahwa penyebaran virus tetap ada. 

Baca Juga


Menurut Hancock, tingkat reproduksi virus di Inggris berada di bahwa level 1. Ini mengartikan jika tetap pada level ini, wabah tidak awaken menyebar secara eksponensial. 

Meski demikian, Hancock mendesak agar orang-orang terus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan, secara khusus selama musim liburan pada akhir tahun ini. Ia mengingatkan bahwa aturan harus tetap dipertahankan dan dijalankan, sekalipun otoritas memutuskan untuk melonggarkan sejumlah kebijakan. 

Hancock melaporkan bahwa Inggris memiliki 357 juta dosis dari tujuh vaksin untuk mencegah COVID-19 yang berbeda. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan bekerja dengan otoritas lokal di Inggris untuk menggunakan pengujian massal guna membantu mereka menurunkan sistem pembatasan berjenjang.

Sementara itu, sebuah studi oleh Imperial College London menemukan bahwa kasus COVID-19 turun hingga 30 persen selama karantina wilayah (lockdown) nasional kedua diberlakukan. Setidaknya sebagian kasus wabah di wilayah utara Inggris dilaporkan turun lebih dari setengahnya.

Menteri Perumahan, Komunitas, dan Pemerintahan Lokal Inggris Robert Jenrick, mengatakan bahwa toko-toko akan diizinkan buka 24 jam sehari selama periode liburan Natal dalam upaya membantu meningkatkan perekonomian. Ia mengumumkan tindakan nasional dengan kebijakan ini, toko-toko lokal dapat buka lebih lama, dan memastikan untuk dapat memberi kenyamanan, serta keamanan berbelanja. 

“Sebagai menteri pemerintah daerah, saya melonggarkan batasan perencanaan dan mengeluarkan permintaan yang jelas kepada dewan untuk mengizinkan bisnis kembali beroperasi dalam waktu lama, sesuai pilihan bagi pemiliki toko dan atas kebijaksanaan Dewan,” ujar Jenrick dalam sebuah pernyataan, dilansir Yeni Safak, Selama (1/12).

Di Wales, pemerintah setempat telah mengumumkan serangkaian tindakan untuk mengendalikan pandemi. Pub dan restoran di negara konstituen Inggris tersebit akan dilarang menjual alkohol dan harus tutup pada pukul 18.00 waktu setempat. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada Jumat (4/12) mendatang. 

Bioskop, arena bowling, dan hiburan dalam ruangan lainnya juga harus ditutup. Data pemerintah Inggris yang dirilis pada hari Senin (30/11) menunjukkan bahwa ada 12.330 kasus COVID-19 terbaru selama 24 jam terakhir (harian) di seluruh Inggris. Ini adalah penurunan 33.369, atau 24,4 persen selama seminggu terakhir. 

Sementara itu, berdasarkan data Worldometers, hingga Selasa (1/12), jumlah total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Inggris adalah 1.629.657. Secara keseluruhan terdapat 58.448 kematian.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler