Aktivitas di Alam Terbuka Selama Pandemi Ancam Lingkungan
Ilmuwan Turki minta orang-orang tidak membuang sampah di gunung, termasuk sungai
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang ilmuwan Turki mengatakan saat ini pegunungan lebih tercemar karena lebih banyak orang melakukan aktivitas di luar ruangan, termasuk mendaki gunung, selama pandemi Covid-19.
Dalam rangka memperingati Hari Gunung Internasional yang diperingati setiap 11 Desember, Kepala Federasi Pendaki Gunung Turki Ersan Basar mengatakan bahwa orang-orang yang tinggal di dalam ruangan lebih suka mengeksplorasi alam selama pandemi.
Menurut Basar, seorang guru besar di Universitas Teknik Karadeniz Trabzon, banyak orang yang memilih mendaki gunung dan berkemah untuk bersantai dan menikmati alam.
"Sangat penting bagi masyarakat yang akan mendaki gunung untuk mendapatkan pelatihan untuk perlindungan alam dan lingkungan," ujar Basar.
"Lokasi perkemahan adalah area paling berisiko dalam hal pencemaran lingkungan. Pendaki gunung perlu membawa sampah mereka ke tempat pembuangan di permukiman," kata dia.
Dia memperingatkan para pendaki untuk tidak membuang sampah ke sungai atau danau karena mereka adalah sumber air minum bagi banyak makhluk hidup, sumber paling vital di pegunungan.
“Risiko kecelakaan di gunung belakangan ini meningkat karena orang-orang yang pergi ke alam belum dilatih tentang kehidupan di alam. Karena itu, federasi kita sudah mulai memberikan pelatihan online," kata profesor itu.
Studi gunung
Basar mengatakan bahwa studi tentang pegunungan terus meningkat dari hari ke hari dan banyak artikel ilmiah tentang pegunungan yang diterbitkan, terutama tentang fauna dan flora.
"Studi tentang pegunungan terus dilakukan untuk menumbuhkan rasa hormat terhadap kebudayaan pegunungan, serta tidak mengganggu struktur alam pegunungan," kata Basar.
Untuk memperingati Hari Gunung Internasional, Federasi Pendaki Gunung Turki setiap tahunnya menyelenggarakan berbagai kegiatan.
“Akan sangat bermanfaat untuk mengembangkan proyek ini dengan partisipasi universitas, organisasi non-pemerintah, dan penduduk desa pegunungan,” kata dia lagi.
Karena tema peringatan tahun ini adalah “keanekaragaman hayati pegunungan”, Basar yakin bahwa keanekaragaman hayati harus dilindungi dengan meningkatkan kesadaran. Meningkatnya perhatian terhadap pentingnya pegunungan membuat PBB mendeklarasikan Hari Gunung Internasional pada 2002.