Kemenkes Arab Saudi Umumkan Kelompok Prioritas Vaksin Covid
Arab Saudi bersiap meluncurkan vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat.
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan prioritas akan diberikan kepada warga yang memiliki peluang lebih besar terpapar virus corona. Arab Saudi bersiap meluncurkan kampanye vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat.
Dalam pedoman yang dikeluarkan Kemenkes sebagai bagian dari kampanye kesadaran sebelum peluncuran program vaksinasi, kementerian telah mengidentifikasi kelompok sasaran vaksinasi, yaitu sebagai berikut, dilansir di Saudi Gazette, Senin (14/12).
- Sektor keamanan dan militer dan yang memiliki status yang sama; praktisi kesehatan, termasuk layanan darurat di area kritis; lansia di atas usia 60; orang dengan obesitas (indeks massa tubuh atau BMI lebih tinggi dari 40); immunocompromised (seperti mereka yang telah menjalani transplantasi organ dan menggunakan obat imunosupresif); dan mereka yang memiliki dua atau lebih penyakit kronis seperti asma, diabetes, penyakit ginjal kronis, dan penyakit jantung kronis.
- Praktisi kesehatan lainnya menderita penyakit kronis, obesitas (BMI 31-40), dan anemia sel sabit.
- Semua yang bisa divaksinasi.
Vaksin tersebut dianggap aman karena efektivitasnya melalui fase pengujian, membangkitkan respons imun yang kuat dan memproduksi antibodi secara terus menerus. Kementerian mencatat efek samping dari vaksin biasanya kecil dan sementara, seperti peradangan di tempat usai injeksi, suhu tinggi ringan, atau sakit kepala.
Kementerian menekankan setiap vaksin berlisensi akan diuji secara ketat. Vaksin menjalani beberapa tahap pengujian sebelum disetujui untuk digunakan, dan secara teratur dievaluasi ulang. Para ilmuwan juga akan terus memantau informasi dari berbagai sumber untuk setiap tanda vaksin yang menimbulkan risiko kesehatan.
Kementerian menjelaskan penerima vaksin perdana akan diberikan kesadaran yang tepat tentang efek samping paling umum yang diharapkan terjadi setelah mengambil vaksin, yaitu kelelahan, sakit kepala, nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, rasa tidak enak badan, suhu tinggi, dan tremor tubuh.
Gejala sakit kepala, nyeri otot, suhu tubuh tinggi, dan rasa lelah dapat diredakan dengan penggunaan parasetamol. Sedangkan kemerahan dan bengkak di tempat suntikan dapat diatasi dengan kompres dingin karena akan mengurangi nyeri.
Jika mereka mengalami beberapa efek samping lain hingga menyebabkan kekhawatiran, mereka harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Kementerian juga mengatakan mereka yang menerima suntikan pertama vaksin harus dididik tentang cara mencatat efek samping ketika terjadi, metode komunikasi dan tindak lanjut, serta tanggal pemberian dosis kedua.
Mereka akan diinstruksikan untuk memantau terjadinya efek samping dengan baik, dan mencatatnya segera setelah muncul selama jangka waktu tujuh hari setelah menerima vaksin. Kementerian juga menggarisbawahi perlunya menerapkan gaya hidup sehat, seperti makan makanan sehat, minum cukup cairan, yang terpenting adalah air, tidur cukup, serta menghindari kecemasan dan stres untuk meningkatkan kekebalan.
Ia juga mendesak untuk memastikan menerima dosis kedua vaksin, jika ada pada waktu yang dijadwalkan. Hal tersebut sebagai tambahan melakukan janji tindak lanjut untuk menilai dan memeriksa respons kekebalan tubuh setelah menyelesaikan dosis vaksin. Wanita, yang menerima vaksin, harus menggunakan kontrasepsi yang efektif terus-menerus dan menahan diri dari mendonorkan darah selama masa vaksinasi.