IDI Tekankan Pentingnya Skrining Libur dengan Rapid Antigen

Daerah wisata yang padat juga sebaiknya lakukan skrining masuk dengan antigen.

Prayogi/Republika
Hasil rapid test antigen. Pemerintah meminta masyarakat yang akan pergi liburan untuk melakukan tes rapid antigen terlebih dulu.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyambut baik keputusan wisatawan atau penumpang yang akan datang ke Bali wajib melampirkan tes swab atau rapid antigen bebas Covid-19. Tes tersebut menjadi upaya skrining atau penapisan virus corona.

"Sebenarnya yang dilakukan pemerintah Bali terkait pemeriksaan rapid antigen punya maksud dan tujuan yang baik. Saya kira ini untuk memutus mata rantai, kalau misalnya terkonfirmasi positif bisa dilakukan penanganan lebih lanjut," kata  Wakil Sekjen PB IDI Fery Rahman saat ditemui Republika di kantornya, di Jakarta, Rabu (16/12).

Ia menambahkan, tes usap (swab) Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan golden standard untuk deteksi virus, tetapi kalau tidak mampu bisa menggunakan metode antigen. Dan jika dinilai masih mahal bisa menggunakan rapid test antibodi.

IDI mengapresiasi adanya upaya pengetesan dan bukan hanya menggunakan thermal gun semata karena seringkali pengecekan suhu tidak akurat. Ia menyontohkan bisa saja seseorang baru dari tempat panas kemudian dicek suhunya dan ternyata terpantau panas.

"Jadi, skrining harus ada. Kalau mau penapisan awal, hasil-hasil tes ini diperlukan," katanya.

Ia menambahkan, daerah wisata yang sangat padat yang lalu lintas wisatawan padat seperti Yogyakarta, Malang juga seharusnya ikut melakukan skrining ini. Di satu sisi, ia meminta ketentuan ini jangan sampai memberatkan masyarakat. Misalnya Sumatra Barat menggratiskan tes Covid-19. Pemerintah seharusnya hadir dalam penyediaan pemeriksaan Covid-19 secara cuma-cuma, termasuk pemeriksaan swab antigen karena ini penting untuk mendeteksi dini.

Di tempat yang sama, Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih menambahkan, seringkali tes PCR swab terbatas untuk dilakukan karena mengharuskan rumah sakit yang punya Bio Safety Level (BSL) dua. "Sehingga kembangkan pemeriksaan skrining yang validitasnya bagus, yang gampang, yang hemat. Rapid test antigen masuk yang validitasnya bagus dibandingkan antibodi," ujarnya.

Daeng meminta pemeriksaan seperti itu bisa menjadi alat deteksi virus dengan ketat dan diterapkan di daerah wisata lain. "Bahkan, daerah yang padat dan ada aktivitas kerumunan bisa menerapkannya. Kalau mau perang melawan Covid-19 maka itu harus dilakukan," ujarnya kepada Republika.

Sebelumnya pemerintah mewajibkan wisatawan yang naik pesawat ke Bali untuk melakukan tes uji usap (swab) Polymerase Chain Reaction (PCR) pada H-2 sebelum keberangkatan. Sementara, wisatawan yang melakukan perjalanan darat ke Bali wajib melakukan tes rapid antigen H-2.

Ketentuan itu diputuskan dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secara virtual yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Senin (14/2). Hal tersebut sebagai antisipasi lonjakan kasus covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru.

"Kami minta untuk wisatawan yang akan naik pesawat ke Bali wajib melakukan tes PCR H-2 sebelum penerbangan ke Bali serta mewajibkan tes rapid antigen H-2 sebelum perjalanan darat masuk ke Bali," ujar Luhut dalam keterangan resmi.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler