Jangan Lewatkan Konjungsi Agung Jupiter Saturnus Senin Besok

Konjungsi agung Jupiter dan Saturnus terakhir terjadi tahun 1623.

Planet Saturnus dan Jupiter
Rep: Rizky Suryarandika Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jangan lewatkan pemandangan langka di langit antara planet Jupiter Saturnus yang belum pernah terjadi selama hampir 400 tahun. Kedua planet tersebut akan tampak bersinar sebagai satu bintang terang di langit malam pada Senin depan. Dilansir dari laman LAPAN, fenomena ini sangat langka karena karena terakhir konjungsi agung terjadi pada 1623.

Orbit Jupiter dan Saturnus masing-masing akan sejajar pada Senin, menjadikan kedua planet terdekat dalam hampir 400 tahun. Penyelarasan langka ini tidak terjadi dalam semalam selama lebih dari 800 tahun. Penjajaran planet akan terjadi pada malam titik balik matahari musim dingin, malam terpanjang dalam setahun.

Jupiter membutuhkan waktu 12 tahun untuk mengorbit Matahari. Saturnus mengambil rute lebih lambat dan lebih jauh yang membutuhkan waktu 29 tahun.

Baca Juga


Dalam penyelarasan orbitnya yang langka ini, Jupiter pada dasarnya mengitari Saturnus, melaju melewati raksasa gas dalam perjalanan masing-masing mengelilingi Matahari.

"Anda dapat membayangkan tata surya menjadi arena pacuan kuda, dengan masing-masing planet sebagai pelari di jalurnya sendiri dan Bumi menuju pusat stadion," kata Henry Throop selaku astronom di Divisi Ilmu Planet di Markas NASA Washington dilansir dari inverse pada Jumat (18/12).

Dari sudut pandang bumi akan bisa melihat Jupiter di jalur dalam, mendekati Saturnus sepanjang bulan dan akhirnya menyusulnya pada 21 Desember. Konjungsi planet terjadi setiap 20 tahun. Tetapi karena posisi orbit sekarang, ini adalah jarak terdekat dengan Bumi sejak 1623.

Terakhir kali konjungsi muncul begitu dekat dengan Bumi di langit malam pada 1226.  Jika itu terjadi, kedua planet akan terlihat seolah-olah sangat dekat satu sama lain sampai muncul sebagai satu titik terang di langit.

Namun, jarak fisik sebenarnya antara kedua planet tidak akan berubah. Sebaliknya, itu merupakan ilusi optik. Planet-planet tidak berada pada bidang orbit yang sempurna, dan orbit masing-masing di sekitar Matahari cenderung sedikit goyah.

Diana Hannikainen sebagai editor pengamat di Sky & Telescope, membandingkan jalur orbit mereka yang akhirnya menjadi sedikit goyah semakin lama putarannya.

"Ketika mereka mengatakan ini adalah yang terdekat dari sebelumnya, itu berkaitan dengan fakta bidang orbit planet tidak sejajar sempurna," ujar Hannikainen.

"Mereka tidak persis seperti frisbee, orbitnya tidak sempurna dalam sebuah bidang, jadi mereka sedikit miring. Ini adalah pemandangan yang luar biasa," ucap Hannikainen.

Ketika kondisinya tepat, seperti tahun ini, planet-planet muncul pada titik paling dekat dalam beberapa ratus tahun. Namun kenyataannya, jarak mereka masih jutaan mil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler