Pertanyaan Penting Seputar Kehamilan dan Vaksin Covid-19
Ibu hamil termasuk dalam kategori tinggi untuk terkena komplikasi Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak negara di dunia telah menyetujui setidaknya satu jenis vaksin Covid-19 untuk warganya. Sebagian besar negara memprioritaskan vaksinasi untuk kelompok yang berisiko tinggi tertular Covid-19, seperti petugas kesehatan dan lansia.
Seiring bergulirnya program vaksinasi, timbul kekhawatiran publik atas keamanan dan kemanjuran vaksin Covid-19. Beberapa survei menunjukkan bahwa sebagian besar orang termasuk ibu hamil menolak dan tidak yakin akan divaksin.
Dilansir Times Now News pada Ahad (20/12), beberapa pertanyaan penting seputar vaksin Covid-19 dan kehamilan berikut ini menemukan jawabannya.
Apa komplikasi yang ditimbulkan dari vaksin Covid-19 untuk ibu hamil?
Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa penularan Covid-19 dari ibu ke janinnya tidak terjadi dengan mudah. Meski memang ada dua atau lebih kasus bayi tertular Covid-19 dari ibunya setelah kelahirannya. Ibu hamil termasuk dalam kategori berisiko tinggi untuk kontraksi dan komplikasi akibat Covid-19.
Haruskah ibu hamil mendapatkan vaksin Covid-19?
Ibu hamil boleh menerima vaksin asal kandungan yang ada dalam vaksin aman. Vaksinasi yang disarankan untuk ibu hamil, misalnya vaksin flu, untuk memberikan kekebalan bagi ibu dan bayi setelah lahir. Suntikan flu dibuat dengan virus yang tidak aktif untuk memicu respons kekebalan tubuh penerima.
Vaksin yang dibuat dengan virus hidup, misalnya untuk campak, gondok dan rubella (MMR), tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena secara teoretis dapat membahayakan janin yang sedang berkembang. Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), vaksin tersebut sepenuhnya aman untuk siapa saja yang tidak hamil.
Untuk pengembangan vaksin Covid-19 menggunakan teknologi berbasis messenger RNA (mRNA), variasi cerdik pada pada zat alami yang mengarahkan produksi protein dalam sel di seluruh tubuh. Namun, karena mRNA adalah teknologi baru, mRNA belum dipelajari pada ibu hamil.
Haruskah ibu yang merencanakan kehamilan mendapatkan vaksin Covid-19?
Menurut para ahli, mengingat situasi saat ini dan ambiguitas seputar vaksin Covid-19, ibu yang sedang hamil atau berencana untuk hamil dalam waktu dekat dianjurkan untuk tidak dulu mengandung. Direkomendasikan untuk melakukan percakapan yang jujur dan terbuka tentang vaksinasi Covid-19 dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
“Sejak peluncuran vaksin Covid-19 perdana, daftar kemungkinan orang yang diberikan vaksin akan mencakup pekerja garis depan, petugas kesehatan, para lansia dan orang dengan penyakit penyerta atau mengembangkan konsekuensi yang parah,” kata Direktur Pulmonologi dan Perawatan Kritis, Rumah Sakit Fortis Noida Dr Mrinial Sircar.
“Ibu hamil atau merencanakan kehamilan dan ibu menyusui termasuk pada kelompok rentan. Namun, tidak ada uji klinis yang dilakukan untuk ibu hamil dan oleh karena itu sampai sekarang tidak ada data bukti yang tersedia tentang keamanan dan kemanjuran penggunaan dalam jumlah berapapun dari dosis. Menurut saya, penggunaan vaksin sebagai pendekatan kehati-hatian di kalangan ibu hamil harus dihindari sampai ditemukan rekomendasi yang aman,” tambah dia.
Meski vaksinasi di Indonesia mungkin akan segera dilakukan dalam waktu dekat, para ahli telah memperingatkan agar masyarakat terus patuh pada protokol pencegahan Covid-19. Bahkan, setelah mereka divaksinasi, setidaknya sampai herd immunity dikembangkan di masyarakat, protokol kesehatan tetap harus diterapkan.