Kalifornia Kewalahan Tangani Pasien Covid-19

Banyak rumah sakit di Kalifornia, AS kekurangan dokter dan perawat

EPA
Seorang perawat mengganti sarung tangan setiap kali mengumpulkan sampel dari pasien di sebuah lokasi drive through layanan pengujian virus corona di Stadion Diamond, Kalifornia, AS. Negara ini telah mencabut larangan impor sarung tangan medis dari Malaysia.
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gelombang penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS) membuat rumah sakit di beberapa negara bagian kewalahan. Banyak rumah sakit harus berhadapan dengan kondisi kekurangan dokter dan perawat.

Baca Juga


Kalifornia yang menjadi episentrum gelombang terbaru, tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) langka. Rumah sakit mengatakan mereka kekurangan dokter dan perawat untuk merawat pasien.

"Seluruh kapasitas ICU Kalifornia telah menurun. Kami semua berjuang. Kami benar-benar tidak ingin melihat lebih dari ini. Kami akan tertantang untuk melihat pasien ICU lebih lanjut dan kami tidak akan memiliki tempat pada akhirnya," kata Dr. Imran Mohammed dari Sutter Roseville Medical Center, utara Sacramento.

Banyak negara bagian dan kota AS telah memberlakukan pembatasan dan penutupan bisnis. Langkah itu mencoba menangani gelombang penyakit yang didorong oleh pertemuan Thanksgiving bulan lalu.

Para pemimpin politik AS telah meminta warga untuk tinggal di rumah selama liburan yang akan datang untuk mencegah lonjakan gelombang yang mengancam sistem perawatan kesehatan. Terlebih lagi setelah laporan penyebaran varian baru virus corona di Inggris.

 

Moderna Inc dan BioNTech SE, yang bekerja sama dengan Pfizer Inc untuk mengembangkan vaksinnya, berusaha keras untuk menguji suntikan mereka terhadap mutasi virus baru.

“Secara ilmiah sangat mungkin bahwa tanggapan kekebalan oleh vaksin ini juga dapat menangani varian virus ini,” Kepala Eksekutif BioNTech, Ugur Sahin.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menyatakan lebih dari 600.000 warga AS telah menerima dosis vaksin Covid-19 pertama mereka pada Senin (21/12).

Gelombang tembakan pertama sejauh ini ditujukan kepada petugas kesehatan dan penghuni panti jompo, serta beberapa pejabat tinggi pemerintah. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler