Ketua PBNU: Sedekahkan Anggaran Liburan Tahun Baru

Anggaran liburan tahun baru menurut ketua PBNU lebih baik disedekahkan.

muhammad nursyamsi
Ketua PBNU: Sedekahkan Anggaran Liburan Tahun Baru. Foto: Perayaan malam tahun baru. (ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan Tahun Baru 2021 dipastikan akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya seiring dengan semakin mengganasnya virus Covid-19. Karena itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tidak merayakan tahun baru 2021 di luar rumah.

Ketua PBNU, KH Marsudi Syuhud mengatakan, masyarakat yang sudah menyiapkan liburannya pun sebaiknya ditunda untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih luas. Menurut dia, anggaran liburan tahun baru yang sudah disiapkan sebaiknya disedekahkan kepada umat yang terkena dampak pandemi Covid-19.

“Yang tadinya sudah dianggarkan untuk pergi kemana-mana disedekahkan itu lebih utama,” ujar Kiai Marsudi di Jakarta belum lama ini.

Di situasi pandemi Covid-19 ini, menurut dia, umat Islam khususnya lebih baik melakukan muhasabah dan bedoa di rumah masing-masing daripada berkerumun di luar rumah. Apalagi, pasien Covid-19 di Indonesia sampai saat ini masih terus meningkat.

“Dalam merayakan tahun baru ini bisa dirayakan dengan kegembiraan bersama keluarga di rumah masing-masing. Jika terpaksa juga harus keluar, ingat protokolnya. Jadi muhasabah, dzikiran, qiyamul lail, dan berdoa, sambil memberikan sedekah kepada yang tidak mampu itu lebih utama,” ucapnya.

Selain itu, dia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan dalam menyambut Tahun Baru 2021. Menurut dia, masyarakat Indonesia harus tetap bersatu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditimbulkan Covid-19.

“Tahun baru kami harap khususnya bangsa Indonesia, khususnya umat Islam untuk menjaga ketertiban, kenyamanan dan menjaga kebersamaan agar bangsa ini tetap terjaga persatuan dan kesatuannya,” kata Kiai Marsudi.

Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Jakarta ini menambahkan, penyabaran Covid-19 di Indonesia sampai saat semakin mengkhawatirkan. Bahkan, kasus penularan Covid-19 di Jakarta kini didominasi klaster keluarga. Karena itu, masyarakat diminta mematuhi protokol kesehatan, termasuk di dalam rumah.

“Dan saya imbau juga karena pandemi Covid-19 ini lagi kencang-kencangnya, maka jangan lupa jikapun dengan keluarga semua protokol Covid-19 kesehatan dijaga, imunitas dijaga, kerumunan jangan sampai melebihi dari protokol kesehatan yang ada,” tutupnya.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler