Turki Ingatkan Jenderal Haftar, Mereka Bisa Jadi Target Sah

Haftar mengancam akan menyerang pasukan Turki.

Yannis Kolesidis/EPA
Jenderal Khalifa Haftar
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki memperingatakan Komandan Militer Tentara Nasional Libya atau Libyan National Army (LNA) Jenderal Khalifa Haftar yang mengancam akan menyerang milisi Turki. Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan, setiap serangan oleh Haftar terhadap personel Turki di negara Afrika Utara itu akan dihadapi dengan kekerasan.

"Seorang penjahat perang, pembunuh, Haftar dan pendukungnya harus tahu bahwa mereka akan dilihat sebagai target yang sah jika terjadi serangan terhadap Turki oleh pasukannya," ujar Akar kepada pasukan Turki di Tripoli, dikutip laman Aljazirah, Senin (28/12).

Komentarnya muncul beberapa hari setelah Haftar mengatakan bahwa tentaranya akan bersiap untuk mengusir penjajah dengan keyakinan, kemauan dan senjata mereka. Hal itu merujuk pada pasukan Turki yang beroperasi untuk mendukung Pemerintah Nasional Libya atau Government of National Accord (GNA) yang diakui PBB.

"Jika mereka mengambil langkah seperti itu, mereka tidak akan dapat menemukan tempat untuk melarikan diri," kata Akar mengacu pada pasukan Haftar. "Setiap orang harus sadar," ujarnya menambahkan.

Dukungan Turki awal tahun ini membantu GNA menangkal serangan Haftar selama 14 bulan terhadap ibu kota Tripoli. LNA didukung oleh Rusia, Mesir, dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga


Kedua belah pihak mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Oktober. Kesepakatan tersebut menyiapkan langkah untuk pemilihan pada akhir tahun depan.

Pada Sabtu (26/12) Akar  melakukan kunjungan tidak terjadwal ke Tripoli. Di sana, dia membahas kerja sama militer antara Ankara dan GNA. Menteri pertahanan Turki mengatakan, pembicaraan politik berdasarkan gencatan senjata adalah upaya untuk menemukan solusi.

"Yang penting di sini adalah setiap orang harus berkontribusi pada solusi politik. Tindakan apa pun selain itu akan salah," ujar Akar.

Pada pidatonya Kamis lalu, Haftar mengatakan bahwa tidak akan ada perdamaian dengan kehadiran penjajah di tanah Libya. Komentarnya dibuat di Benghazi pada peringatan 69 tahun hari kemerdekaan Libya. "Kami akan membawa senjata mewujudkan perdamaian dengan tangan kita sendiri dan keinginan bebas kita," ujar Haftar.

Koresponden Aljazirah, Mahmoud Abdel Wahed melaporkan dari ibu kota Libya, Tripoli bahwa delegasi senior Mesir termasuk menteri pertahanan negara dan deputi kepala intelijen berada di kota itu untuk bertemu dengan pejabat pemerintah. "Pemain regional mendorong solusi damai daripada solusi militer," kata Abdel Wahed.

"Delegasi Mesir yang terkenal bertemu dengan pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli. Ini pertama kalinya dalam enam tahun," ujarnya menambahkan.




BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler