Kemenkes Prediksi Kasus Covid-19 Meningkat 40 Persen

Kemenkes mencurigai akan terjadi kenaikan kasus lebih banyak lagi

Republika/Thoudy Badai
Pengunjung berjalan di area Skybridge Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (26/12). Menurut pedagang setempat, pandemi covid-19 mengakibatkan Pasar Tanah Abang sepi pengunjung di hari libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021. Republika/Thoudy Badai
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penularan virus Corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Tanah Air terus bertambah hari ke hari. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan kasus Covid-19 akan meningkat hingga 40 persen, terutama usai libur natal dan tahun baru (nataru).


"Kami melihat dari hari ke hari, jumlah kasus yang positif Covid-19 itu ternyata trennya meningkat. Diprediksi tren peningkatannya sekitar 25-40 persen," ujar Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir saat konferensi virtual Kemenkes dengan tema upaya Kemenkes menghadapi lonjakan kasus Covid-19 usai natal dan tahun baru, Senin (28/12) sore.

Oleh karena itu dalam menghadapi liburan natal dan tahun baru, Kemenkes mencurigai akan terjadi kenaikan kasus lebih banyak lagi dan pihaknya harus mampu melakukan antisipasi untuk dapat menangani pasien Covid-19. Pihaknya mencatat, keterisian tempat tidur (BOR) di posisi 64,10 persen. Namun, pihaknya mencatat sembilan daerah/provinsi yang tingkat pemanfaatan tempat tidurnya berada diatas rata-rata seperti Banten 85 persen, Jakarta 84 persen, Jawa Barat 83 persen, Yogyakarta 82 persen, Kalimantan Tengah 79 persen, Jawa Timur 77 persen, Jawa Tengah 76 persen, dan Sulawesi Selatan 69 persen.  "Artinya beberapa daerah ini sudah berada di zona merah, kapasitas tempat tidur yang digunakan di zona merah dan jika ada peningkatan kasus menyebabkan rumah sakit kewalahan," katanya.

Ia menjelaskan, rumah sakit dengan pemanfaatan tempat tidur diatas 70 persen akan berdampak pada rumah sakit penuh dan ada pasien yang tidak bisa dirawat di rumah sakit. Kemudian, tenaga kesehatan akan kecapaian, kelelahan dan berdampak pada pelayanan kesehatan yang tidak optimal. "Dan menyebabkan kematian menjadi tinggi," ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal ini, Kemenkes berusaha meningkatkan kapasitas tempat tidur. Untuk itulah Kemenkes telah menerbitkan surat edaran kepada semua kepala dinas kesehatan di seluruh Indonesia dan direktur utama rumah sakit untuk melakukan penambahan tempat tidur sekitar 30 hingga 40 persen dari tempat tidur yang ada sekarang. Khusus untuk rumah sakit vertikal, dia melanjutkan, sebanyak 34 rumah sakit yang berada di bawah Kemenkes kini telah menyediakan tambahan 1.297 tempat tidur yang nantinya bisa digunakan seluruh kabupaten/provinsi.

Khusus untuk rumah sakit vertikal di daerah Jakarta Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek), dia melanjutkan, mampu menambah tempat tidur 497 tempat tidur. Pihaknya juga berharap para kepala dinas kesehatan, direktur utama rumah sakit dapat mengimplementasikan dan menjadikan panduan penanganan Covid-19 revisi kelima. 

Kadir menjelaskan, di buku panduan itu tercantum panduan dan perintah seandainya pasien suspek terkonfirmasi positif tetapi bergejala ringan atau tanpa gejala maka pemerintah telah menyiapkan ruang isolasi. Demikian juga pasien yang terkonfirmasi positif tetapi gejalanya sedang bisa dirawat di rumah sakit atau ditampung di ruangan isolasi oleh pemerintah, jika di ibu kota misalnya di rumah sakit darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Kemudian, dia melanjutkan, orang yang terkonfirmasi positif tetapi bergejala dan harus masuk rumah sakit secepatnya kemudian mendapatkan pelayanan kesehatan. Kemudian, dia melanjutkan, jika di hari ketiga bebas demam atau gejala dan dibuktikan pemeriksaan PCR yang hasilnya negatif maka pasien bisa dipulangkan. 

"Jika hal ini dilaksanakan dengan baik oleh direktur rumah sakit, pedoman dalam penanganan pasien rumah sakit maka tentunya kami mengharapkan pasien yang masuk rumah sakit tidak terlalu penuh. Dengan demikian masih ada kesempatan kami memberikan layanan kesehatan terbaik," ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat selama liburan panjang natal dan tahun baru untuk tidak melakukan perjalanan jauh. Perjalanan jauh atau pergerakan massal masyarakat berdampak pada peningkatan kasus positif sebanyak 30-40 persen.  "Sehingga kalau tidak melakukan perjalanan jauh, tidak pulang kampung maka akan menurunkan tingkat kesakitan 30-40 persen," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler