Menhub Sebut Pemerintah Cari Solusi Atasi Macet di Puncak

Menurut Budi Karya, Puncak sejak 1970 sudah jadi kawasan yang diminati masyarakat.

Antara/Yulius Satria Wijaya
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Bupati Bogor Ade Yasin (keempat kanan) meninjau jalur Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan, pemerintah terus mencari solusi yang tepat dalam mengatasi kemacetan parah di daerah wisata Puncak, Jawa Barat (Jabar), terutama pada akhir pekan dan liburan panjang.

"Bisa dikatakan bahwa kemacetan di Puncak sudah pada tahap kronis dan ini harus segera kita selesaikan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan," kata Budi saat membuka webinar 'Puncak Mengapa Diminat,i Meski Macet Menanti' di Jakarta, Selasa (29/12).

Dia mengatakan, berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan oleh berbagai instansi, tapi masih dalam jangka pendek. Di antaranya, di waktu tertentu libur panjang diberlakukan satu arah serta buka tutup arus lalu lintas yang sifatnya hanya sementara.

Budi mengatakan, Puncak sejak 1970 sudah jadi kawasan yang diminati masyarakat dan semakin banyak hotel dan tempat makan serta udara sejuk. Hal itu menjadi faktor masyarakat semakin gemar berkunjung pada saat akhir pekan. Kunjungan wisatawan di Puncak pun saat ini bukan saja didominasi warga dari Jakarta, tapi juga mancanegara sudah menjadi destinasi wisata.

"Permintaan yng terus tumbuh di kawasan Puncak membuat pembangunan yang dilakukan berbagai pihak membuat juga makin bertambah dan tentu dampaknya sering terjadi kemacetan kronis setiap akhir pekan, libur panjang," kata Budi.


Budi mengakui, kemacetan di Puncak tidak dapat diselesaikan di sisi transportasi semata dan perlu dukungan dari berbagai pihak. "Saya sangat mengapresiasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang juga memikirkan tata ruang wilayah Bopujur (Bogor, Puncak dan Cianjur)," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler