Ingatkan Prokes, WHO: Vaksinasi Semua Orang Butuh Waktu
Saat ini dunia sudah mencatat 82 juta infeksi Covid-19
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA-- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan butuh waktu untuk memvaksin semua orang di dunia. Karena itu, WHO mendesak semua pihak tetap menjalankan langkah-langkah yang telah dicoba dan uji untuk menahan laju penyebaran virus corona.
Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus merilis video pernyataan satu hari menjelang satu tahun klaster pertama 'pneumonia misterius' dilaporkan. Penyakit yang kemudian disebut virus corona baru, SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19.
Pada 31 Desember tahun lalu, tidak ada kasus Covid-19 di luar China. Tapi saat ini lebih dari 82 juta lebih kasus infeksi dan 1,5 juta kasus kematian.
"Vaksin memberikan harapan besar untuk membalikkan gelombang pandemi, ada cahaya diujung terowongan," kata Tedros seperti dikutip Daily Sabah, Kamis (31/12).
Ia mengatakan untuk melindungi semua orang, dunia harus memastikan memvaksin kelompok rentan di mana pun di seluruh dunia. Tidak hanya negara-negara yang mampu melakukannya.
"Butuh waktu bagi semua orang untuk memvaksin semua orang dengan vaksin Covid-19, kami harus mematuhi langkah-langkah yang sudah di coba dan uji untuk menjaga agar semua tetap aman," kata Tedros.
"Artinya menjaga jarak, memakai masker, menjaga kebersihaan udara dan tangan," ujarnya.
Negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Kanada, Chile, Israel, Oman, Qatar, dan Rusia sudah memulai vaksinasi. Vaksinasi di sejumlah negara Eropa serta Inggris dan AS lebih lambat dibandingkan yang diharapkan.
Kepala WHO menekankan pentingnya memvaksin semua orang yang rentan. Lembaga vaksin Covid-19 WHO Covax membutuhkan dana sebesar 4 miliar dolar AS. Covax inisiatif global untuk menyatukan pemerintah dan manufaktur 'membeli vaksin untuk negara-negara pendapatan menengah hingga rendah'.
Tedros menambahkan pandemi 2020 menunjukan pemerintah harus meningkatkan investasi di bidang kesehatan publik. Termasuk mendanai vaksin Covid-19 yang dapat diakses semua orang dan membuat sistem kesehatan yang lebih siap untuk mencegah dan merespon pandemi berikutnya.
"Intinya berinvestasi pada jaminan kesehatan universal untuk mewujudkan kesehatan bagi semua," katanya.