Mengapa Turki Dinilai Sukses Lawan Pandemi Covid-19?

Tindakan antisipasi Turki melawan varian virus baru diperkenalkan pada 21 November

AP/Emrah Gurel
Seorang wanita, mengenakan topeng berhias bendera Turki untuk membantu mengekang penyebaran virus corona, di dekat konsulat Prancis di Istanbul, Rabu, 28 Oktober 2020.
Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Tanju Ozkaya


ANKARA -- Duta Besar Australia untuk Turki Marc Innes-Brown memuji sistem perawatan kesehatan di Turki setelah dia menerima perawatan di sebuah rumah sakit di ibu kota Ankara.

"Saya ingin berterima kasih kepada Dr Akyurek dan timnya yang luar biasa di Rumah Sakit Universitas Ankara atas perawatan mereka yang luar biasa. Turki memiliki petugas dan fasilitas kesehatan yang luar biasa," kata Innes-Brown di Twitter.

Rektor Universitas Ankara Necdet Unuvar berharap Innes-Brown dapat segera sembuh.

Unuvar mengatakan bahwa dengan "fasilitas perawatan kesehatan yang sangat baik dan tim kesehatan kelas dunia," universitasnya akan terus melakukan pekerjaan yang baik.

WHO juga memuji strategi Turki untuk mencegah penyebaran virus terkait laporan data di seluruh Kawasan Eropa.

Tindakan antisipasi Turki melawan varian virus baru yang diperkenalkan pada 21 November lalu telah membuahkan hasil yang positif.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Anadolu Agency, 2,17 juta orang di negara itu didiagnosis terinfeksi Covid-19 dari hampir 24 juta tes yang dilakukan sejak 11 Maret, ketika kasus positif pertama dikonfirmasi di negara tersebut. Tingkat infeksi di negara itu mencapai 9 persen.

Sebanyak 20.135 orang meninggal karena penyakit itu, sementara lebih dari 2 juta pasien telah pulih sejauh ini.

Dari 17 Maret silam, ketika kematian pertama dikonfirmasi di negara itu, hingga 18 Desember, tingkat kematian sekitar 1 persen berdasarkan jumlah total kasus. Sementara tingkat pemulihan dari penyakit tercatat 94,2 persen.

Menurut data yang dibagikan oleh Kementerian Kesehatan Turki, terjadi penurunan jumlah kasus aktif, pasien harian, dan pasien dalam kondisi kritis, sementara jumlah pasien yang pulih pada periode yang sama meningkat.

Setelah dikurangi jumlah pasien yang pulih dan kematian dari total kasus, jumlah kasus aktif menurun secara signifikan dalam 10 hari terakhir.

Jumlah kasus aktif, yaitu 207.366 pada 19 Desember, turun hampir setengahnya pada 28 Desember dan tercatat pada angka 105.207.

Penurunan jumlah pasien dalam kondisi kritis juga tercermin dari angka harian.

Jumlah pasien dalam kondisi kritis, yang diumumkan sebagai 5.501 pada 19 Desember, turun 1.250 dalam 10 hari terakhir menjadi 4.251.

Pada periode yang sama, jumlah pasien harian, yaitu 4.002, turun sebesar 42 persen menjadi 2.816 orang.

Selama periode ini, total 283.881 orang pulih dari virus korona.

Pembatasan terkait pandemi

Menyusul pengumuman kasus virus korona pertama di Turki pada 11 Maret lalu, langkah-langkah pencegahan dilaksanakan sebagai bagian dari upaya melawan Covid-19.

Dengan meningkatnya jumlah kasus dan korban jiwa, Turki mengambil langkah-langkah baru, memberlakukan jam malam di seluruh negeri sejak 21 November.

Jam malam mulai berlaku antara jam 9 malam hingga 5 pagi pada hari kerja, dan lockdown total pada akhir pekan.

Sedangkan mall, pasar, restoran, dan pangkas rambut buka mulai pukul 10.00 hingga 20.00, dan restoran hanya menyediakan layanan pengiriman.

Selain itu, hanya toko roti yang diperbolehkan buka di akhir pekan.

Warga yang berusia di atas 65 dan di bawah 20 tahun tidak diperbolehkan menggunakan transportasi umum.

Pendidikan akan terus berlangsung secara online hingga akhir tahun dan semua kompetisi olahraga akan terus dimainkan tanpa penonton.

Tempat-tempat seperti pemandian hamam Turki, sauna, panti pijat, kolam renang, dan taman hiburan ditutup sementara.

sumber : Anadolu
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler