Dua Cara Meraih Makna Pergantian Tahun
Salah satu cara meraih makna pergantian tahun adalah dengan muhasabah diri.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir mengungkapkan dua cara agar umat dan masyarakat dapat meraih makna dari setiap pergantian waktu dan tahun. Hal tersebut dia sampaikan dalam acara Dzikir Nasional, Doa Untuk Bangsa yang disiarkan secara langsung melalui youtube Republika Official pada Kamis (31/12).
"Bagaimana kita agar meraih makna dari setiap pergeseran waktu, pergantian tahun. Pertama muhasabah, apa yang telah kita lakukan di masa lalu, hari ini dan apa yang akan kita lakukan esok hari dan ke depan, boleh jadi banyak hal yang tercecer dalam perjalanan hidup kita, karena itu kita perlu bermuhasabah," kata Haedar.
Kemudian yang kedua, dia mengungkapkan, masyarakat harus dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dalam memasuki 2021. Haedar turut mengutip Alquran surat Al Hasyr ayat 18, Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).
Dia mengatakan, dalam malam pergantian tahun dari 2020 menuju 2021, sebagian masyarakat melewatinya dengan sebuah kegembiraan, bahkan pesta pora. Terkadang mereka melakukan kegiatan dalam batas wajar, namun ada juga yang berlebihan.
"Bagaimana mengakhiri tahun 2020 dan memasuki tahun baru dengan penuh makna, dengan penuh arti, waktu, ruang, usia dan kesempatan merupakan anugerah dari Allah yang harus kita syukuri. Allah telah menjanjikan kepada kita, jika kita bersyukur kepada Allah, Allah akan menambah kenikmatan, jika kita kufur, maka azab Allah sangat pedih," ucap Haedar.