Mengapa Arashi Begitu Dicintai di Jepang?

Grup idola Jepang Arashi akan segera hiatus setelah berkarya selama 21 tahun.

Wikimedia
Foto: Grup Idol asal Jepang Arashi
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup idola Jepang Arashi yang populer akan segera hiatus setelah aktif berkarya selama 21 tahun di industri hiburan Negeri Sakura. Arashi yang artinya "badai" dibentuk pada 15 September 1999 dengan tujuan "menciptakan badai di seluruh dunia" di sebuah kapal pesiar di Hawaii.

Arashi beranggotakan Masaki Aiba, Jun Matsumoto, Kazunari Ninomiya, Satoshi Ohno dan Sho Sakurai. Kini, rata-rata usia anggotanya berada di penghujung 30-an.

"Berdasarkan perbincangan kelima anggota dalam acara variety di TV dan penampilan lainnya, penonton bisa merasakan persahabatan dan kebaikan mereka. Arashi bisa tampil jenaka tanpa harus melontarkan lelucon kasar. Apa yang mereka lakukan menghangatkan hati kita," jelas profesor Noboru Saijo dari Universitas Edogawa, pakar sejarah teori idola dan sejarah hiburan publik, kepada Mainichi, dikutip Selasa (5/1).

Baca Juga



Dia mengatakan, kepopuleran Arashi didasari dengan citra mereka membumi dan rendah hati. Apa yang membuat Arashi berbeda salah satunya adalah penggemar yang berasal dari rentang usia yang luas, bukan cuma remaja dan dewasa muda, tapi generasi yang berbeda.

Ini dicapai berkat keterlibatan mereka di program televisi pada jam-jam tayang utama yang rentang usia penontonnya luas. Arashi telah merilis 58 single, tiga single lebih banyak ketimbang total single yang dikeluarkan SMAP.

"Mereka mungkin lebih piawai dalam menari dan menyanyi dibandingkan SMAP. Saya pikir mereka punya kekuatan lebih dibandingkan grup pendahulunya," lanjut Tomisawa.

Di tengah puncak popularitas pada Januari 2019, Arashi mengumumkan rencana hiatus pada akhir 2020. Satoshi Ohno meminta agar aktivitas Arashi dihentikan sejenak, sehingga setiap anggota bisa menggapai impian mereka masing-masing.

Setelah melewati banyak diskusi internal, juga bersama agensi pada Juni 2017, Arashi memutuskan untuk hiatus sebagai grup sebab mereka tidak mau melanjutkan aktivitas sebagai grup tanpa anggota yang lengkap. Ketika mengumumkan rencana hiatus, Ohno mengungkapkan dia ingin mencoba hidup bebas, tanpa ada batasan.

Melihat sejarah grup-grup idola sebelumnya, biasanya grup idola di Jepang mengakhiri aktivitas ketika anggotanya berusia 20-an. Salah satunya, grup Hikaru Genji yang aktif mulai dari akhir 1980-an hingga awal 1990-an.

Namun pola itu berubah ketika SMAP mulai merambah ke luar musik, di mana anggota-anggotanya aktif sebagai pembawa acara juga aktor. Mereka bertahan sebagai idola dalam periode yang lebih panjang.

Arashi singgah ke beberapa negara sekaligus jumpa penggemar "Jet Storm" untuk mengumumkan pembukaan akun media sosial mereka, termasuk ke Jakarta pada November 2019. Mereka menggunakan jet pribadi, terbang dari Jepang ke Jakarta, Singapura, Bangkok dan Taipei.

Bulan lalu, mereka menggelar konser "Arafes" yang tertunda akibat pandemi COVID-19 di stadion nasional Jepang di Tokyo. Konser tanpa penonton itu ditayangkan secara streaming. Sebelum mengucapkan selamat tinggal pada akhir 2020, Arashi akan menayangkan secara daring konser pamungkas mereka pada 31 Desember malam.

Ketika Arashi, yang berada di puncak idola Johnny & Associates, beristirahat dari aktivitas mereka, ini saatnya bagi grup-grup junior seperti King & Prince dan Snow Man untuk bersinar, dan mereka diharapkan bisa berkembang lebih jauh dari jejak yang sudah ditorehkan oleh Arashi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler