Investigasi Sriwijaya Air, KNKT Dibantu AS dan Singapura
KNKT masih berkoordinasi dengan pemerintah untuk datangkan tim dari AS dan Singapura.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan dibantu Amerika Serikat (AS) dan Singapura dalam menginvestigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182. Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT, Capt Nurcahyo Utomo, menyampaikan bahwa Singapura melalui Dewan Investigasi Keselamatan Transportasi menawarkan diri untuk membantu mencari kotak hitam atau black box SJ-182.
"KNKT juga sudah berkoordinasi dengan otoritas AS yakni NTSB (Dewan Keselamatan Transportasi Nasional) dan sudah ditunjuk Michael Hauf yang akan menjadi acredited representative di Investigasi kecelakaan pesawat ini," kata Nurcahyo dalam keterangannya, Ahad (10/1).
KNKT sendiri masih berkoordinasi dengan pemerintah untuk bisa mendatangkan tim dari kedua negara ke Indonesia. Hal ini sehubungan dengan masih berlakunya larangan bagi warga negara asing (WNA) untuk masuk ke wilayah Indonesia hingga 14 Januari 2021, terkait pencegahan penularan Covid-19.
"Apabila nanti kondisi memungkinkan maka tim ini akan datang membantu KNKT di Indonesia," kata Nurcahyo.
Sampai hari ini, Nurcahyo menambahkan, KNKT telah mengirim beberapa tim yang bergerak melakukan investigasi Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) kemarin. Tim KNKT sendiri bergabung dengan kelompok pencarian lainnya, termasuk bersama kapal riset Baruna Jaya I dan KRI Rigel.
Investigator KNKT juga turun untuk mengumpulkan data Perum LPPNPI atau Airnav Indonesia. KNKT, ujar Nurcahyo, mengumpulkan rekaman dan transkrip pembicaraan antara pilot SJ-182 dengan pengatur lalu lintas udara yang saat itu bertugas. Selain itu, KNKT juga mengumpulkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat yang akan dikaji lebih dalam.
"Tim juga sudah melakukan wawancara dengan petugas lalu lintas udara yang kemarin bertugas mengendalikan penerbangan yang mengalami kecelakaan. Belum semuanya tuntas dilakukan, untuk selanjutnya masih ada beberapa interview yang akan dilakukan," kata Nurcahyo.