Kejadian Mistik di Balik Turunnya Surat Al-Falaq dan An-Naas
Terdapat kejadian mistik di balik turunnya surat al-Falaq dan an-Naas
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT memberikan perlindungan langsung ataupun tak langsung kepada Rasulullah SAW. Perlindungan itu, antara lain, berupa diturunkannya ayat ataupun surat Alquran yang dapat dijadikan sebagai benteng dari hal-hal buruk dari dunia supranatural.
Hal ini terlihat dari kehadiran surat al-Falaq dan surat an-Naas yang berbunyi sebagai berikut:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS An-Naas: 1-6).
Surat al-Falaq terdiri dari lima ayat. Kata al-Falaq yang berarti yang terbelah diambil dari ayat pertama. Ia disebut pula surat Qul A’udzu Birabbil Falaq.
Bersama surat an-Naas, keduanya disebut al-Mu’awwidzatain. Yakni dua surat yang menuntun pembacanya menuju tempat perlindungan. Surat al-Falaq disebut al-Mu’awwidzah al-‘Ula. Sedangkan, surat an-Naas disebut al-Mu’awwidzah ats-Tsaaniyah.
Surat al-Falaq dan surat an-Naas juga disebut al-Muqasyqisyatain. Dua surat yang membebaskan manusia dari kemunafikan.
Asbabun nuzul surat Al-Falaq ini, kafir Quraisy Makkah berupaya mencederai Rasulullah dengan ‘ain. Yakni, pandangan mata yang merusak atau membinasakan.
Ada kepercayaan tertentu bahwa mata melalui pandangannya bisa membinasakan. Dan memang ada orang-orang tertentu yang matanya demikian.
Maka, Allah menurunkan dan mengajarkan surat al-Falaq dan surat an-Naas kepada Rasulullah SAW untuk menangkalnya. Ini asbabun nuzul yang menjadi tumpuan pendapat bahwa surat al-Falaq adalah Makkiyah atau surat yang turun di Makkah.
Saat itu Lubaid bin A’sham menyihir Rasulullah dengan media pelepah kurma berisi rambut beliau yang rontok ketika bersisir, beberapa gigi sisir beliau, serta benang yang terdapat 11 ikatan yang ditusuk jarum. Lalu, Allah SWT menurunkan Surat al-Falaq dan an-Naas.
Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan hingga Rasulullah merasa lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut. Namun riwayat ini ditolak Ibnu Katsir. Beliau menguatkan pendapat bahwa surat al-Falaq dan an-Naas adalah surat Makkiyah.