Setelah Lebih dari 1 Abad, Ford Hentikan Produksi di Brasil

Kebutuhan klien di Brasil akan terpenuhi dengan mobil dari Argentina dan Uruguay.

EPA-EFE / TANNEN MAURY
Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford Motor akan menutup tiga pabrik di Brasil dan menghentikan produksi mobil di negara Amerika Selatan tersebut.
Rep: Adinda Pryanka Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford Motor akan menutup tiga pabrik di Brasil dan menghentikan produksi mobil di negara Amerika Selatan tersebut. Rencana ini disampaikan dalam sebuah pernyataan resmi pada Senin (11/1).

Baca Juga


Kebijakan tersebut dilakukan seiring dengan pandemi Covid-19 yang telah menambah kapasitas menganggur (idle capacity) secara persisten. "Covid-19 juga telah memperlambat penjualan yang mengakibat kerugian signifikan dalam kurun waktu tahunan," tulis perusahaan, seperti dilansir di AP News, Selasa (12/1).

Ford juga mengatakan akan mempertahankan kantor pusatnya di Amerika Selatan, pusat pengembangan produk dan tempat proving di Brasil. Ford juga mengatakan, kebutuhan klien mereka di Brasil akan terpenuhi dengan mobil yang bersumber dari Argentina, Uruguay dan wilayah lain.

Perusahaan mengakui, keputusan ini tidaklah mudah diambil mengingat operasional yang sudah berjalan lebih dari satu abad di Amerika Selatan dan Brasil. Tapi, CEO Ford Jim Farley menekankan, langkah tersebut harus dilakukan untuk menciptakan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

"Kami beralih ke model bisnis yang ramping dan ringan dengan menghentikan produksi di Brasil dan melayani pelanggan dengan beberapa kendaraan terbaik serta paling menarik dalam portofolio global kami," tutur Farley.

Ford telah memproduksi kendaraan di Brasil selama lebih dari satu abad, namun operasinya telah menguras uang sejak penurunan ekonomi negara itu pada 2013. "Di Brasil, dan Amerika Selatan lebih luas, pasarnya tidak mendukung struktur pengeluaran kami di wilayah tersebut," kata Ford, dilansir di Financial Times, Selasa.

Keputusan Ford merupakan pukulan lain bagi Brasil yang sudah mengalami tekanan ekonomi sejak 2014 dan semakin terpuruk sejak pandemi. Tingkat pengangguran Brasil sudah mendekati 15 persen, angka yang dianggap besar oleh para ekonom.

Pekerja akan segera berhenti membuat kendaraan di pabrik Ford di Camacari dan Taubate, meskipun beberapa di antaranya terus membuat suku cadang yang dibutuhkan untuk keperluan servis. Sementara itu, pabrik ketiga di Horizonte akan berhenti beroperasi pada akhir tahun.

Kerugian Ford Amerika Selatan sebenarnya tercatat menyusut. Pada sembilan bulan pertama 2020, kerugiannya adalah 386 juta dolar AS, turun dari 527 juta dolar AS pada periode yang sama pada 2019. Tapi, para eksekutif menyebutkan, penurunan kerugian itu tidak cukup bagi perusahaan.

Direktur divisi dan grup pasar internasional Ford, Lyle Watters, mengatakan, devaluasi mata uang regional telah meningkatkan biaya industri melebihi tingkat yang dapat dipulihkan. "Dan, pandemi global telah memperkuat masalah yang mengarah pada kapasitas menganggur lebih tinggi dan penurunan permintaan kendaraan di Amerika Selatan, terutama Brasil," tulisnya dalam sebuah memo kepada karyawan Brasil.

Secara keseluruhan, penjualan kendaraan Ford di Brasil turun 26 persen dibandingkan 2019, menjadi 2,1 juta unit pada tahun lalu. Pemulihan ke level 2019 diperkirakan dapat terjadi pada tiga tahun mendatang.

Sementara itu, produksinya menyusut hampir sepertiga pada 2020. Industri mobil di Brasil tercatat hanya menggunakan 40 persen dari kapasitas produksinya tahun lalu.

Dalam memonya, Watters mengatakan, Ford akan bekerja maksimal dengan serikat pekerja untuk meminimalkan dampak terhadap 5 ribu pekerja di tiga pabrik.

Langkah Ford di Brasil merupakan kebijakan terbaru dalam upaya restrukturisasi 11 miliar dolar AS yang diluncurkan pada 2018. Melalui upaya ini, Ford berusaha mencapai margin delapan persen terhadap pendapatan sebelum bunga dan pajak.

Biaya restrukturisasi di Brasil diperkirakan akan tercermin dalam biaya sebelum pajak sekitar 2,5 miliar dolar AS pada 2020 dan 1,6 miliar dolar AS pada tahun depan.

Di Amerika Utara, Ford telah berhenti membuat mobil, kecuali jenis Mustang yang lebih mendatangkan keuntungan. Di Eropa, sebanyak 12 ribu pekerjaan telah terpangkas pada tahun lalu. Selain itu, kurang dari dua pekan lalu, mereka membatalkan rencana untuk usaha patungan dengan produsen mobil asal India, Mahindra, karena memikirkan kembali prioritas alokasi modalnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler