Nakes Kewalahan, Terpapar Covid, dan Prioritas Vaksinasi

Total 1,48 juta nakes di seluruh Indonesia menjadi yang pertama divaksin Covid-19.

ANTARA/FB Anggoro
Sejumlah perawat beristirahat dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan telah mengalokasi dana insentif dari APBN untuk tenaga kesehatan (Nakes) dalam penanggulangan COVID-19 sebesar Rp1,9 triliun untuk pusat dan untuk daerah Rp3,7 triliun.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rusdy Nurdiansyah, Dessy Suciati Saputri, Bayu Adji P, Flori Sidebang, Febrianto Adi Saputro, Rizky Suryarandika

"Setiap hari ratusan orang terpapar Covid-19. Saat ini IGD di setiap rumah sakit (RS) rujukan hampir penuh dan susah ditangani," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Enny Ekasari di Balai Kota Depok, Senin (11/1).

Baca Juga



Kota Depok saat ini memang berstatus zona merah dengan tren peningkatan kasus positif baru Covid-19 setiap harinya. Menurut Enny,  saat ini masyarakat yang terpapar Covid-19 harus sabar menunggu rujukan dari Puskesmas. Selain itu, tenaga kesehatan (nakes) di fasilitas pelayanan kesehatan baik RS maupun Puskesmas juga mengalami kelelahan yang dapat mengakibatkan turunnya imunitas.

"Faktor tersebut dapat memicu banyak tenaga kesehatan (nakes) yang juga terpapar Covid-19. Jika nakes terinfeksi dan SDM terbatas, otomatis kemampuan melayani juga berkurang dan berdampak bagi pasien," tutur Enny.

Banyaknya nakes yang ikut terpapar Covid-19 tidak hanya terjadi di Depok. Di Kota Bekasi misalnya, total 348 nakes dinyatakan positif Covid-19 sejak awal pandemi Corona pada Maret 2020. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dezy Syukrawati, menuturkan, jumlah nakes yang paling banyak terpapar merupakan perawat yakni sebanyak 181 orang.

Di Kabupaten Garut, sedikitnya 23 nakes dari sejumlah puskesmas positif Covid-19. Di antara 23 nakes itu, satu bidan meninggal dunia.

“Informasi terakhir ada 23 yang terkonfirmasi positif. Ada satu bidan juga meninggal,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani saat dihubungi wartawan, Sabtu (9/1).

Ibu Kota Jakarta juga menjadi daerah yang mulai kewalahan. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, meskipun pihaknya mengupayakan penambahan rumah sakit maupun nakes, tetap tidak akan mampu mengejar cepatnya penularan virus corona.

Ariza menilai, kemampuan untuk menambah jumlah rumah sakit, nakes, serta obat-obatan untuk penanganan Covid-19 tidak bisa secepat virus itu menyebar di tengah masyakarat. Dia menjelaskan, penambahan fasilitas pelayanan tersebut membutuhkan proses yang lebih panjang.

"Karena rumah sakit kan enggak bisa disulap. Tenaga dokter kan bukan ngerekrut, ya mohon maaf, kan bukan ngerekrut tenaga kebersihan. Tapi kalau tenaga kesehatan, prosesnya panjang, rumah sakit, ruang ICU. Jadi kami minta seluruh warga bersama-sama mari kita patuh dan taat disiplin melaksanakan prokes," ujarnya.



Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan nakes di rumah sakit dengan tingkat keterisian kamar lebih dari 60 persen saat ini sudah sangat kewalahan menangani pasien Covid-19. Jika kasus positif semakin meningkat, maka ia mengkhawatirkan beban tenaga kesehatan dan potensi terpapar virus semakin meningkat.

“Saya ingatkan, pada Desember saja sudah ada 49 orang dokter yang meninggal akibat Covid-19. Tidak selayaknya kita kehilangan tenaga kesehatan dari kelalaian kita untuk menanggulangi pandemi ini,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (12/1).

Pekan lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyampaikan, para nakes saat ini sudah semakin letih menangani dan menghadapi pandemi Covid-19. Kondisi perkembangan kasus yang semakin meningkat saat ini membuat kapasitas rumah sakit semakin penuh dan tenaga kesehatan semakin bekerja keras.

Even (bahkan) sebelum mulai liburan kondisi rumah sakit sudah lumayan penuh. Beberapa sangat penuh dan tenaga kesehatan kita juga sudah cukup lama dan cukup letih menangani pandemi Covid-19 ini,” ujar Budi Gunadi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (6/1).

Apalagi, saat ini tercatat sudah lebih dari 500 tenaga kesehatan meninggal dunia selama pandemi Covid-19. Karena itu, ia meminta agar masyarakat dan seluruh pihak turut membantu menjaga kondisi ini dengan menerapkan protokol kesehatan dan juga mengurangi mobilitas kegiatan.

Kemarin, Budi kembali mengulang pernyataan, bahwa para nakes semakin lelah dan tertekan dalam menangani para pasien Covid-19. Karena itu, ia meminta bagi masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 namun tanpa mengalami gejala seperti demam dan sesak napas, dapat melakukan isolasi secara mandiri.

“Kita mesti memperhatikan, mendengarkan, melihat kondisi dari tenaga kesehatan kita. Mereka sudah sangat under pressure. Tolong bapak ibu, kalau misalnya tidak demam dan tidak sesak napas, itu masih bisa dilakukan isolasi mandiri,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/1).

Pada hari ini, Budi memastikan para nakes akan menjadi yang pertama menerima vaksin Covid-19. Total Sebanyak 1,48 juta tenaga kesehatan (nakes) di seluruh Indonesia akan divaksin Januari-Februari 2021.

"Diharapkan ini bisa mulai besok minggu ini, kemudian rolling mudah-mudahan di akhir Februari ini bisa selesai," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/1).

Budi mengatakan sebanyak 566 ribu tenaga kesehatan akan disuntik vaksin pada Januari. Tahapan kedua di bulan Februari yaitu sisanya sekitar 900 ribu.

"Sehingga total 1,46 atau sekitar 3 juta dosis kita bisa lakukan di Januari Februari," ujarnya.

Budi mengatakan, alasan tenaga kesehatan jadi prioritas penerima vaksin lantaran tenaga kesehatan merupakan orang-orang yang beresiko tinggi untuk terpapar Covid-19. Tidak hanya di Indonesia, tahapan tersebut juga dilakukan di seluruh dunia.

"Karena tenaga kerja ini selalu terpapar pasien Covid mereka yang diberikan pertama kali," ujarnya.

Diketahui, dari data dari Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperlihatkan, sampai dengan akhir Desember 2020 terdapat 504 tenaga kesehatan (nakes) yang wafat akibat Covid-19. IDI juga mencatat, angka kematian tenaga medis di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia dan masuk lima besar di seluruh dunia.

Indonesia sumbang 0,89 persen kasus Covid-19 di dunia - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler