Pasar Musik Streaming Melesat di 2020
Studi menyebutkan, langganan global musik streaming capai 394 juta di Q1 2020.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar streaming musik sebagai bagian dari ekonomi kreatif tercatat meningkat secara tak terduga sepanjang 2020. Hal ini berdasarkan studi dari Counterpoint Research terkait industri musik.
“Studi yang dilakukan Counterpoint Research, yang dipicu oleh epidemi COVID-19 pada tahun 2020, pasar streaming musik meningkat secara tak terduga,” kata President JSJ International Entertainment Ltd Tiffany Chiu, dalam keterangannya, dikutip Kamis (14/1).
Meskipun epidemi berdampak negatif bagi sebagian besar industri, kata dia, namun pasar streaming musik justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Pada kuartal pertama 2020, langganan global streaming musik mencapai 394 juta.
Di tengah ekonomi dan industri global masih diselimuti bayang-bayang COVID-19, pihaknya pun tetap fokus pada promosi musik global dan layanan distribusi. Hal ini untuk membantu musisi mendistribusikan karya ke pasar global.
“Salah satu strategi yang banyak dilakukan distributor musik adalah dengan peralihan model bisnis, dari industri tradisional menjadi bisnis online,” katanya.
JSJ International Entertainment Ltd. misalnya selalu berfokus pada promosi musik global dan layanan distribusi, membantu musisi mendistribusikan karya mereka ke pasar global. Selain Apple Music, Spotify, JSJ International Entertainment Ltd telah bekerja sama dengan lebih dari 110 layanan musik. Yang terbaru adalah kerja sama langsung dengan Amazon Music untuk menyediakan musik digital ke pasar Eropa dan Amerika.
Chiu mengatakan, salah satu pertimbangan kerja sama dengan Amazon Music dilakukan, mengingat pertumbuhannya yang relatif besar setiap tahunnya. Pada kuaral pertama tahun ini Amazon Music telah tumbuh sebesar 104 persen. Fakta itu menjadikannya salah satu tujuan kerja sama utama penyedia layanan distribusi musik.
"Sebagai distributor musik, kami berharap dapat memimpin karya musik-musik yang luar biasa ke pasar internasional," ujar Tiffany Chiu.
Lebih lanjut Chiu menjelaskan bahwa dengan perubahan industri musik tahun ini, terdapat peluang yang cukup besar untuk pasar musik. Lebih tepat untuk mempromosikan musik digital yang mencakup lebih dari 1,8 miliar secara global saat ini.
“Terutama di pasar Asia Tenggara yang dipromosikan oleh Taiwan dalam dua tahun terakhir, dengan Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia sebagai indikatornya, selain orang-orang lokal sangat menikmati musik-musik dari JSJ, mereka juga sangat terkagum dengan soundtrack film & drama televisi,” kata Tiffany Chiu
Di Indonesia, JSJ International Entertainment Ltd. pun telah bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Telkomsel dan Langit Musik. Selain bekerja sama untuk memberikan pasar yang lebih besar bagi musik Asia, juga akan semakin melayani musisi lokal di pentas internasional di masa yang akan datang.
Sejak didirikan pada 2016, perusahaan itu memfokuskan perhatiannya pada pasar musik global dan menjadi salah satu dari sedikit penyedia layanan distribusi musik di Asia yang secara langsung bekerja sama dengan Apple, Spotify, dan layanan musik top-stream lainnya. Perusahaan tercatat melayani lebih dari 400 musisi dan label dari berbagai negara bahkan telah membangun sistem manajemen konten dan distribusi digital jauh sebelum wabah merebak.
Dalam menghadapi pandemi, JSJ International Entertainment Ltd. kolaborasi dengan Avex Music. Perusahaan juga bekerja sama dengan platform luar negeri Amazon Music merilis single terbaru Jackson Wang dan JJ Lin.
Jackson Wang penyanyi dan rapper, sementara JJ Lin merupakan penyanyi Singapura dan juga penulis lagu. Single berjudul Should’ve Let Go ini telah dirilis Desember 2020 di Singapura, Malaysia, Thailand, dan beberapa negara lain di Asia dan berhasil mencapai berbagai charts dalam 24 jam.