Benarkah Ada Mikrocip di Tubuh Penerima Vaksin Corona?

Beredar video Menteri BUMN Erick Thohir berbicara barcode vaksin yang dipelintir.

AP/Carla Carniel
Seorang perawat menyiapkan suntikan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh China
Rep: Tim Cek Viral Republika Red: Elba Damhuri

REPUBLIKA.CO.ID. JAKARTA -- Beredar penggalan video Menteri BUMN Erick Thohir berbicara tentang barcode vaksin yang kemudian dinarasikan ditanam di tubuh manusia penerima vaksin.


Video yang beredar melalui media sosial Whatsapp itu memuat wawancara Najwa Shihab dengan Erick Thohir. Dalam wawancara itu, Najwa bertanya tentang kemampuan Bio Farma melacak vaksin-vaksin tersebut. 

Pada awal wawancara Najwa mengatakan, "Ada cara kita mengetahui vaksin ini disuntikkan ke siapa, ada barcode-nya?" 

Namun, bagian pernyataan Najwa ini sudah dipenggal dalam video yang beredar. 

Kemudian, Erick menjelaskan tentang barcode pada vaksin Covid-19, bukan microchip. Selain itu, barcode tidak disuntikkan ke dalam tubuh, tapi berada pada kemasan botol vaksin. 

Barcode itu untuk memudahkan penyimpanan data siapa saja yang sudah menerima vaksin. Apalagi, vaksin dilakukan dua kali.

Apakah benar narasi bahwa ada microchip yang disuntikkan ke penerima vaksin?

Penjelasan:

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, produk vaksin Covid-19 bebas dari cip. 

Hal ini Erick sampaikan saat meninjau proses vaksinasi para tenaga kesehatan, asisten, dan penunjang tenaga kesehatan (nakes) di bawah naungan rumah sakit BUMN yang berlangsung di RS Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/1). 

"Tidak ada cip," ujar Erick kepada para tenaga kesehatan, asisten, dan penunjang tenaga kesehatan di bawah naungan rumah sakit BUMN di RS Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/1). 

Erick Thohir menunjukkan contoh kemasan botol vaksin Covid-19 saat kunjungan kerja di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, kabar adanya cip dalam produk vaksin Covid-19 adalah kabar tidak benar atau hoaks

Pihak tak bertangung jawab juga membuat disinformasi dengan memelintir pemasangan barcode pada setiap produk vaksin dan disamakan dengan penanaman cip pada vaksin tersebut. 

"Yang dimaksud Pak Erick Thohir bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu," ujar Arya.

Arya menjelaskan, pemasangan barcode pada setiap produk vaksin, wadah penyimpanan vaksin, hingga kendaraan pembawa vaksin merupakan bagian dari sistem satu data yang terintegrasi dalam memantau pelaksanaan vaksinasi berjalan optimal. 

"Mana mungkin ada cipnya, itu kan cairan," ungkap Arya

Kesimpulan:

Narasi penerima vaksin ditanam cip atau microchip adalah tidak susuai fakta alias berita bohong (hoaks).  

Narasi seperti ini termasuk disinformasi, yakni menyampaikan narasi dan informasi bohong dengan tujuan untuk menipu publik, menyesatkan publik.

PBB membagi informasi seperti ini dalam dua kategori, yakni disinformasi dan misinformasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler