Polisi Dampingi Kegiatan Jual Beli Toko dan SPBU di Mamuju
Pendampingan pengamanan mengantisipasi tindakan tidak diinginkan seperti penjarahan.
REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Satuan Samapta Polda Sulawesi Tengah melakukan pendampingan pengamanan kegiatan jual beli toko retail dan SPBU di Martadinata, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (19/1). Pendampingan pengamanan guna mengantisipasi tindakan yang tidak diinginkan seperti penjarahan karena kepanikan selama masa darurat bencana gempa bumi Sulbar magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1).
“Untuk pengamanan toko retail dan menghindari adanya penjarahan barang kebutuhan pokok pada masa darurat bencana,” ujar salah satu anggota Samapta Polda Sulteng Bripda Leo Asnawi seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (19/1).
Selain untuk menjaga keamanan dan ketertiban, Asnawi dan anggota Samapta Polda Sulteng juga bertindak untuk memberikan arahan terkait kedisiplinan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat yang hendak membeli barang kebutuhan. Hal itu dilakukan mengngat penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih berpotensi terjadi di Tanah Air.
Menurutnya, sejak toko dan SPBU dibuka pada masa darurat bencana pada Senin (18/1), antusiasme masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari sangat tinggi. Bahkan, Leo mengatakan, dia harus bersiaga sejak toko buka mulai dari jam 08.00 hingga 21.00 WITA.
“Kemarin parkiran (kendaraan pembeli) di sini penuh terus," ujarnya.
Asnawi mengatakan selama dua hari ini dan pada masa darurat bencana ke depan, masyarakat Mamuju dapat menjaga ketertiban dan kooperatif selama berbelanja. Hhal itu merupakan wujud yang sangat baik yang dapat tercermin sekaligus menjadikan bukti bahwa masyarakat Mamuju dapat segera bangkit dari musibah gempa bumi yang telah menewaskan sedikitnya 84 jiwa.
“Dua hari ini aman. Seterusnya semoga pulih,” katanya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membenarkan adanya penjarahan bantuan untuk masyarakat yang terkena musibah di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB Bambang Surya Putra mengatakan saat ini sudah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian setempat terkait penjarahan tersebut.
Selain itu, ia menambahkan, aparat telah mengamankan pengiriman bantuan agar tidak terjadi lagi kejadian serupa. Ia mengimbau kepada masyarakat yang ingin memberikan bantuan agar berkoordinasi dengan posko resmi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo juga telah mengimbau kepada seluruh toko yang menjual kebutuhan pokok agar dapat tetap melayani masyarakat selama masa tanggap darurat bencana. Doni mengatakan pelaksanaan kgeiatan jual-beli dapat dibantu oleh aparat keamanan dari unsur TNI/Polri.
Di sisi lain, Doni juga mengingatkan kepada seluruh komponen yang bertugas pada masa tanggap darurat bencana gempa bumi Sulbar agar dapat melakukan inventarisasi kebutuhan logistik bagi masyarakat terdampak bencana gempabumi. Hal itu dilakukan agar pendistribusian logistik dapat berjalan optimal.
Selain itu, tidak menjadi ketimpangan di tengah masyarakat terdampak bencana sebagai penerima bantuan.
“Kita sepakati saja ya. Untuk menginventarisasi jenis bantuannya kemudian yang bisa disalurkan di sepanjang rute yang bisa dilalui itu bisa langsung dibantu, terutama pengungsi-pengungsi utama,” ujarnya.
Doni juga meminta kepada masyarakat terdampak bencana yang membutuhkan bantuan logistik agar dapat kooperatif dan berkomunikasi dengan baik, agar kemudian dapat diberikan bantuan secara merata dan lebih optimal. “Komunikasi yang baik ya. Kalau butuh jangan ambil paksa, bicara baik-baik agar bisa diberikan bantuan,” kata Doni.