Rahasia di Balik Pasar Keramat Desa Warugunung
Pasar keramat ini setiap bulannya, hanya dibuka sebanyak 2 kali, yakni pada minggu wage dan minggu kliwon.
Penulis: Bagus Alwi Azhar, Mahasiswa Ilmu komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
MOJOKERTO – Desa Warugunung terletak di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Desa ini memiliki berbagai macam keanekaragaman budaya dan destinasi wisata, hal ini menjadikan Desa Warugunung sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Para Mahasiswa UNTAG Surabaya melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau pengabdian masyarakat di Desa Warugunung ini untuk mengetahui dan juga membuat sebuah Katalog Budaya di Desa Warugunung.
Pengabdian ini dilakukan agar budaya dan tempat wisata di Desa Warugunung bisa dikenal oleh banyak orang. Salah satu peserta sub-kelompok pengabdian masyarakat ini yaitu Bagus Alwi Azhar atau kerap disapa Alwi bersama dengan Dosen Pembimbing yaitu Novi Andari yang turut ikut serta untuk mengerjakan salah satu program kerja di bidang budaya.
“Desa Warugunung memiliki banyak macam budaya dan tempat wisata seperti Bantengan, Wayang Kulit, kesenian Sanggar Tari, dan masih banyak lagi, namun orang-orang luar masih banyak yang belum mengenal budaya-budaya itu, orang-orang hanya mengetahui salah satu wisata kuliner yang terkenal di sini yaitu Pasar Keramat” ujar Pak Lamat Kepala Dusun Kepuh Gunung.
Di hari sebelum kegiatan pengabdian, eksplorasi dilakukan oleh Alwi di sekitar Desa Warugunung untuk mengetahui apa saja tempat wisata yang ada. Menurut Alwi ada tempat wisata yang sudah umum ada di Pacet seperti Waterpark namun ada tempat wisata populer yang terdapat di Desa Warugunung.
Di hari ke-3 survey telah ditemukan berbagai macam budaya seperti tradisi masyarakat Jawa yang ada di desa, kesenian Sanggar Tari, tempat wisata buatan lokal, dan tempat wisata kuliner paling populer yaitu Pasar Keramat. Dinamakan pasar keramat karena pasar ini berada di dusun kramatjetak. Selain itu, keramat sendiri menurut bahasa jawa memiliki makna sejarah yang berarti “keramut ben manfaat mugio kajugrukan rahmat saking ngersani gusti kang maha rahmat”. Oleh karenanya, proses jual beli di pasar ini punya konsep unik dan sarat akan budaya tradisional. Mereka menggunakan uang gobog yang terbuat dari bambu untuk proses pembayaran. Satu koin gobog setara dengan Rp 2.000.
Pasar keramat ini setiap bulannya, hanya dibuka sebanyak 2 kali, yakni pada minggu wage dan minggu kliwon. Dibuka pada hari tertentu, karena dianggap sebagai hari baik sekaligus ruwah desa menurut kepercayaan warga setempat.
Eksplorasi Desa Warugunung menjadi tantangan tersendiri untuk Alwi. Hal ini dikarenakan Desa Warugunung memiliki budaya yang unik namun kurang tereksplor. Walaupun begitu untuk menunjukan keseriusan eksplor budaya dan tempat wisata, terciptalah sebuah katalog budaya yang diharapkan akan berguna untuk mengenalkan budaya dan tempat wisata Desa Warugunung ke orang-orang luar.
“Kami selaku warga Desa Warugunung berharap budaya dan tempat wisata Desa ini bisa dikenal ke orang-orang luar, walaupun Pasar Keramat sudah cukup populer tapi kami berharap tempat ini bisa lebih dikenal khalayak luar bahkan mungkin bisa sampai internasional”. Ujar Bapak Sahrul selaku Pengelola Pasar Keramat. Menurut Alwi Katalog Budaya perlu dibuat agar bisa mendongkrak kepopuleran budaya dan tempat wisata di Desa Warugunung ini. (17/01/2025)