Asosiasi Pedagang Daging Nyatakan Setop Mogok Jualan
Mulai Jumat malam, pedagang daging sapi se-Jabodetabek akan kembali berjualan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menyatakan, siap berjualan kembali di pasar. Sebelumnya, pedagang kompak mogok berjualan dikarenakan harga daging meningkat.
"Sebetulnya begini, aksi mogok ini intinya karena masalah daging segar di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) se-Jabodetabek. Jadi ada kenaikan harga ke masyarakat dari Rp 110 ribu per kilogram (kg) kemungkinan mencapai Rp 140 ribu per kg kalau kita tidak adakan mogok," ujar Sekjen APDI Yayan Suryana saat mengunjungi PT Suri Nusantara Jaya - Cold Storage di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/1).
Setelah aksi mogok dilakukan, kata dia, pemerintah merespons secara baik. "Kami dibawa ke Bu Diana (Komisaris Utama PT Suri Nusantara Jaya) lihat stok daging buat solusi kami, Alhamdulillah stok cukup untuk tiga bulan ke depan penuhi kebutuhan kami di pasar tradisional," tuturnya.
Malam ini, lanjut dia, para pedagang bisa kembali berjualan. Hanya saja kemungkinan seluruh pedagang mulai berjualan besok atau malam Sabtu (22/1).
"Mulai besok malam Sabtu, pedagang daging pasar tradisional siap jualan kembali. Kami mohon maaf karena melakukan aksi mogok jualan, biar harga stabil lagi minimal tidak naik lagi, karena kami tidak mau rugi dan tidak mau merugikan," tegas Yayan.
Dia menambahkan, dalam satu pasar tradisional terdapat sekitar 30 sampai 50 pedagang daging. Jika setiap pedagang memotong satu ekor sapi per hari, maka dibutuhkan ribuan ekor sapi yang dipotong di Jabodetabek.
"Daging beku impor India pun luar biasa kebutuhannya. Maka ada pasokannya di PT Suri, kami tenang sebagai pelaku, ini jalan solusi kalau ada kenaikan lagi," tuturnya.
Sebagai informasi, stok daging di PT Suri Nusantara Jaya mencapai 17 ribu ton. Sebagian besar merupakan daging sapi.
"Semoga dengan APDI melihat sendiri stok di sini, mereka bisa jualan dengan subtitusi daging beku. Jadi harga bisa terkerek ke bawah," ujar Komisaris Utama PT Suri Nusantara Jaya Diana Dewi.