Hingga Kuartal I, Pertamina Masih Studi Kelayakan 3 Kilang
Pertamina perlu menyesuaikan desain pengembangan kilang dengan kebutuhan permintaan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) hingga saat ini masih melakukan progres pembangunan kilang. Hingga kuartal I tahun ini tiga kilang yang diprioritaskan untuk memproduksi gasoline (bensin) masih melakukan studi kelayakan tahap awal.
VP Strategic Planning Refining and Petrochemical PT Kilang pertamina internasional, Prayitno menjelaskan ada tiga kilang yang nantinya akan memproduksi kebutuhan bensin nasional. Tiga kilang tersebut yaitu RDMP Dumai, RDMP Plaju dan RDMP Cilacap. Ketiganya sampai kuartal pertama tahun ini masih dalam proses studi kelayakan awal.
"Memang yang tiga RDMP ini kita perlu menyesuaikan desain pengembangan kilang dengan proyeksi kebutuhan permintaan. DEN menyatakan bahwa di 2030 kita akan defisit untuk pasokan Gasoline. Jadi kita harus maksimalkan design RDMP ini untuk produksi gasoline," ujar Prayitno, Jumat (22/1).
Dari ketiga kilang utama produsen gasoline ini ditargetkan akan melakuan mulai konstruksi pada kuartal pertama pada 2023. Sepanjang 2021 hingga 2022 nanti Pertamina masih akan fokus mematang kan Front End Engineering Design (FEED) atau design akhir rencana pembangunan.
Nantinya, ketiga proyek RDMP ini akan menyumbang produksi gasoline sebesar 603 juta barel gasoline. Meski secara kapasitas tidak bertambah signifikan, namun Pertamina menjamin secara kualitas dari produksi gasoline akan lebih baik dan sesuai ketentuan EURO 5.
"Memang secara kapasitas kita tidak menambahkannya. Tapi nanti output-nya adalah kualitas BBM yang lebih baik dari hari ini," ujar Prayitno.
Namun di antara lima proyek kilang Pertamina, Prayitno mengatakan yang akan lebih dulu selesai yaitu proyek Kilang Balongan yang saat ini dalam proses EPC dan ditargetkan akan onstream di kuartal II tahun depan. Sedangkan untuk Kilang Balikpapan untuk fase pertama juga akan selesai pada kuartal IV tahun 2023 karena designnya yang lebih kompleks.
Sekertaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menjelaskan dengan adanya kilang yang dipunya Pertamina saat ini dalam satu hari menyerap minyak mentah sebanyak 1,4 juta barel per hari. Padahal, jika produksi ini terus dilakukan as bussines as usual, maka di 2030 diprediksi pasokan minyak mentah untuk kilang Pertamina akan habis.
"Untuk sementara kalau kita produksi as bussines as usual kita butuh untuk kilang kita itu 1,4 juta barel per hari. Sementara produksi kita kalau stagnan maka akan habis di 2030," ujar Djoko.
Selain menggenjot produksi minyak mentah, pemerintah juga perlu melakuan trobosan dengan mempercepat penggunaan kendaraan listrik agar bisa mesubtitusi kebutuhan BBM.
"Maka dari itu, kami upayakan agar program kendaraan listrik ini bisa berjalan dengan baik," ujar Djoko.