Mitra Binaan Pertamina Berdayakan Anak Putus Sekolah

Pertamina akan mendorong UMKM binaan lain agar dapat naik kelas

Pertamina
Pemilik UMKM Tenun Sutera Isam Samsudin ini sudah cukup lama malang melintang di dunia usaha kain sutra khas Garut. Usaha yang dimilikinya pun kini masuk dalam kategori UMKM naik kelas.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang Pertamina UMKM Academy: Fast Track yang berlangsung selama dua bulan pada akhir tahun 2020 lalu terbukti efektif. Banyak peserta mitra binaan yang mendapatkan keuntungan usai mengikuti acara tersebut. Utamanya yakni menjadi UMKM naik kelas karena dinyatakan memenuhi satu diantaranya kriteria yang dibutuhkan.

Salah satu diantaranya yakni Isam Samsudin. Pemilik UMKM Tenun Sutera Isam Samsudin ini sudah cukup lama malang melintang di dunia usaha kain sutra khas Garut. Usaha yang dimilikinya pun kini masuk dalam kategori UMKM naik kelas. Sebab, semenjak menjadi mitra binaan Pertamina, usahanya makin berkembang pesat.

“Usaha kami bermula hanya tujuh orang karyawan saja. Kini sudah berkali-kali lipat jadi 55 orang. Mereka adalah para tetangga sekitar saya di mana banyak anak putus sekolah dan ibu-ibu rumah tangga yang menganggur. Kami berdayakan mereka supaya bisa menambah penghasilan keluarga,” tuturnya, dalam siaran persnya, Jumat (22/1). Hal ini bagus karena sebagai implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) dibidang sosial.

Dengan bertambahnya pekerja, secara otomatis semakin banyak peralatan yang dibutuhkan. Dengan modal bergulir yang didapatkan dari Pertamina, Isam banyak membelanjakannya untuk membeli alat tenun. Pada awal memulai usaha, ia hanya mempunyai 5 alat tenun bukan mesin (ATBM). Saat ini, semenjak menjadi binaan Pertamina, ia memiliki 35 buah ATBM.

“Sangat beruntung dan bersyukur memang menjadi binaan Pertamina. Tidak hanya pinjaman modal, melainkan juga terus dibina dalam menjalani usaha,” imbuhnya. Pembinaan itupun selalu diterapkan oleh Isam. Hingga akhirnya, usahanya pun mengalami peningkatan omzet yang cukup signifikan. Dari semula Rp 25 juta per bulan, kini bisa mencapai ratusan juta per bulan. Ruang lingkup pemasaran produknya mayoritas di wilayah Jakarta, kemudian sebagian di Bandung, Bali, dan Surabaya.

Baca Juga


Selama mengikuti event Pertamina UMKM Academy 2020: Fast Track lalu, ia banyak mendapatkan banyak informasi baru terkait hal-hal yang bisa mengembangkan usahanya. Sebagai UMKM yang sudah cukup berkembang pesat, ia ditempatkan dalam kelas Go Global. “Banyak ilmu baru tentang tata cara untuk mengekspor produk ke luar negeri. Semoga saya segera mendapat kesempatan itu agar produk saya bisa Go Internasional,” tandasnya.

Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menambahkan, Pertamina mengapresiasi usaha yang dijalankan oleh Isam. Menurutnya, usaha ini telah banyak membantu banyak orang melalui lapangan pekerjaan yang disediakan. Sehingga dapat menjadi salah satu implementasi poin 8 SDGs.

Selain itu, Pertamina juga akan mendorong UMKM binaan lain agar dapat naik kelas layaknya Isam. Melalui beberapa roadmap pembinaan dimulai dari Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global. “Pertamina melalui Program Kemitraan akan mendukung semua mitra binaannya agar mampu menuju roadmap pembinaan terakhir dan memasarkan produknya secara luas dan global,” tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler