UMM Hadirkan Bioskop Keliling di Ponpes Nur Ilahi

Para santri disuguhkan film berjudul Jejak Langkah Dua Ulama.

Dokumen.
Program Mobil Bioskop Keliling (Boling) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Pondok Pesantren Nur Ilahi, Tajinan, Kabupaten Malang.
Rep: Wilda Fizriyani Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhamadiyyah Malang (UMM) berkomitmen untuk selalu menebar kepedulian dan kebersamaan tanpa batasan. Salah satunya terlihat dalam rangkaian program 'UMM Berbagi untuk Negeri' dengan mengunjungi Pondok Pesantren Nur Ilahi, Tajinan, Kabupaten Malang.

Selain bersilaturahim, agenda itu juga bertujuan untuk memberikan inspirasi dan hiburan melalui film yang ditayangkan. Di kegiatan ini turut hadir rektor UMM, Fauzan, Ketua Umum dan Ketua Forum Komunikasi Warga Tionghoa Malang Raya (FKWTMR), Linggarjanto Budi Oetomo, serta Soetjipto Gunawan.

Para santri dan warga pondok pesantren terlihat antusias menyambut mobil Bioskop Keliling (Bioling) yang datang. Beberapa langsung bersiap diri dan duduk dengan tenang menunggu agenda dimulai.

Pada agenda itu pula, mereka disuguhkan film berjudul Jejak Langkah Dua Ulama. Film ini mengisahkan perjuangan hidup pendiri Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam menyebarkan Islam di nusantara. Film tersebut juga menyampaikan pesan, selama ini kedua organisasi itu memiliki ikatan sejarah, persaudaraan, dan kekeluargaan yang erat.

Pengasuh Ponpes Nur Ilahi, KH M Tamyis Alfaruq, menyambut dengan suka cita program UMM Berbagi untuk Negeri. Ia mengapresiasi program dan fasilitas yang telah disediakan oleh UMM. Apalagi memberikan hiburan dan motivasi lewat bioskop keliling yang dilaksanakan.

“Semoga adik-adik santri dapat mengambil hikmah serta mendapat wawasan dan ilmu lewat kegiatan ini,” jelasnya.

Rektor UMM, Fauzan, menyempatkan diri untuk menyapa melalui media virtual. Ia mengungkapkan, program 'Berbagi untuk Negeri' sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 2018 lalu. Bedanya, tahun ini sasarannya meluas tidak hanya untuk institusi pendidikan tapi juga masyarakat umum.

Fauzan juga memotivasi para santri untuk terus berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Tidak hanya fokus pada hubungan dengan Tuhan tapi juga dengan sesama mahluknya. Santri harus punya cita-cita besar sehingga harus berdoa sekuat tenaga dibarengi ikhtiar yang kuat. "Insya Allah akan berhasil dunia dan akhirat,” ungkapnya.

Ketua Umum FKWTMR, Linggar menyampaikan, program ini merupakan ide yang luar biasa. Menebar kebaikan tanpa melihat latar belakang. Agenda ini juga menjadi bukti manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain.  "Maka sikap toleransi dan saling menerima perbedaan sangatlah diperlukan,” kata dia.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler