Israel Ingin Wajib Militer Bagi Yahudi Ultra-Ortodoks
Menteri pertahanan Israel tidak memperpanjang pengecualian militer
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada Rabu (27/1) mengatakan bahwa dia berusaha untuk memasukkan semua warga Israel dalam dinas militer nasional tanpa pengecualian untuk warga dari kelompok ultra-Ortodoks Yahudi dan Arab.
Menurut harian setempat Times of Israel, Gantz "mulai bulan depan mengancam akan memberlakukan wajib militer bagi semua warga ultra-Ortodoks Israel, yang saat ini sebagian besar dibebaskan dari wajib militer."
Gantz mengatakan bahwa dia telah mempresentasikan rencana baru yang membahas kebijakan wajib militer negara secara keseluruhan, dia menambahkan bahwa dirinya akan menentang pengecualian layanan militer untuk kelompok-kelompok Israel tertentu.
Kelompok Ultra-Ortodoks Israel dibebaskan dari militer selama beberapa dekade berdasarkan kepercayaan agama mereka.
Harian itu mengutip pernyataan Gantz yang mengatakan bahwa pada akhirnya semua orang Israel akan diminta untuk bertugas di layanan nasional setelah sekolah menengah, termasuk orang Arab.
Layanan nasional di Israel wajib bagi semua pria dan wanita dewasa untuk jangka waktu 24 bulan.
Namun, posisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak jelas tentang masalah yang dapat membuatnya berkonfrontasi dengan kelompok agama Israel.