Baznas Gelar Bedah Buku Mimpi Sang Bintang
Ini buku kedua yang ditulis peserta beasiswa Aligarh Muslim University.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati milad ke-20 Baznas, Lembaga Beasiswa Baznas (LBB) mengadakan bedah buku Mimpi Sang Bintang: Perjuangan 5 Anak Bangsa Meraih Impian di India. Kegiatan itu dilaksananakan secara daring melalui media Zoom, Kamis (28/1). Bedah buku diikuti oleh lebih dari 150 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Buku ini adalah buku kedua yang ditulis oleh peserta Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) Aligarh Muslim University (AMU), India. Adapun buku pertama berjudul Meraih Bintang.
Acara bedah buku kali ini dihadiri oleh penulis buku best seller, Ahmad Fuadi ; Ketua Baznas RI, Prof Dr H Noor Achmad MA ; Plt Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI, Wahyu Tantular Tunggul Kuncahyo ; Kepala Lembaga Beasiswa Baznas (LBB), Sri Nurhidayah ; dan owner The Super Teacher sekaligus mentor para penulis, Yoli Hemdi serta lima penulis buku Mimpi Sang Bintang yang saat ini berada di India yaitu Muhammad Sahril Hasibuan, Ishamudin Zulfi, Rina Alfiana Zulfa, Farrasa Uswatun Hasanah, dan Nuur Taufiiqoh Fithriyyah.
“Selamat kepada ke-lima ananda yang sudah berhasil menuliskan buku ini. Buku Mimpi Sang Bintang ini membuktikan bahwa apa yang dilakukan Baznas bermanfaat bagi penerimanya dan semoga dapat memberikan inspirasi kepada mereka yang membacanya,” kata Ketua Baznas RI, Prof Dr H Noor Achmad MA dalam sambutannya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia juga berpesan kepada para peserta bedah buku bahwa dalam menempuh pendidikan harus memastikan variasi keilmuan yang dibutuhkan Indonesia dan memotivasi untuk terus mencintai ilmu serta senantiasa membaca Alquran.
Acara dimoderatori oleh Suli Hendra yang merupakan penulis buku Mu’adz: Surga di Setiap Kisah Kerelawanan Ayah. Proses bedah buku dimulai dengan menyampaikan pertanyaan kepada para penulis tentang isi buku, pengalaman, kesan, inspirasi dan peran mentor serta pendapat tentang beasiswa Baznas dalam membantu studi mereka di negeri Bollywood saat ini.
Kepala Lembaga Beasiswa Baznas (LBB), Sri Nurhidayah mengemukakn, para penulis sangat senang dapat menuliskan seri kedua mereka. “Buku kedua ini menceritakan tentang pengalaman, pembelajaran dan hal-hal menarik yang mereka temui di India. Sedangkan buku pertama bercerita tentang keras juang dan rintangan yang mereka taklukkan untuk dapat berkuliah di luar negeri dengan berbagai keterbatasan yang mereka miliki,” papar Sri Nurhidayah.
Yoli yang merupakan mentor para penulis mengungkapkan pendapatnya, “Anak-anak ini sudah ditempa dengan perjuangan yang panjang, ketika mereka mengambil kuliah di India dengan berbagai pemasalahan yang mereka hadapi, mereka sudah terbiasa dan mampu melewatinya.”
Ahmad Fuadi, juga turut menanggapi buku yang ditulis oleh adik-adik peserta Beasiswa Baznas. “Saya sangat mengapresiasi kepada adik-adik penulis. Buku ini menceritakan banyak hal yang banyak memberikan pembelajaran kepada pembacanya. Buku yang ditulis adalah dari negeri yang penuh kejutan, menceritakan tentang kampus terbaik, bagaimana peran pemberi beasiswa dan penerimanya, dan harapannya adalah buku ini dapa menjadi konten multi media dan diteruskan menjadi sebuah film,” ujarnya.
Ahmad Fuadi juga memberi masukan untuk buku tersebut agar dilengkapi dengan informasi tentang Beasiswa Cendekia Baznas AMU dan informasi dari buku seri pertama yang ditulis dan buku seri berikutnya jika akan menuliskan lanjutannya.
Banyak dari peserta yang terlibat aktif bertanya kepada narasumber. Salah satunya adalah pertanyaan dari Najla Nursyahidah peserta dari Bandung. “Saya mau bertanya kepada Ustadz Ahmad Fuadi dan kepada kakak-kakak penulis, bagaimana untuk menumbuhkan jiwa literasi dalam diri agar terus istiqomah untuk menghasilkan karya dalam bentuk tulisan?” tanyanya.
Pertanyaan lain pun banyak disampaikan di kolom komentar, baik tentang perjuangan, pengalaman, dan hal unik yang dialami oleh para penulis.
“Dengan diterbitkannya buku ini semoga dapat menjadi pemicu untuk lebih banyak berkarya dan menginspirasi bagi para peserta dan pembacanya serta tak pernah menyerah dengan keadaan yang ada,” kata Sri Nurhidayah.