Bank Syariah Indonesia Diresmikan, BRIS Melesat 14,75 Persen

Sebelum diresmikan, saham BRIS mengalami tekanan selama sepekan terakhir.

Prayogi/Republika.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Jakarta Barat, Senin (1/2). PT Bank Syariah Indonesia Tbk., entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, resmi hadir dan beroperasi di Indonesia. Bank Syariah Indonesia berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, menjadi bank yang modern, serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip Syariah.Prayogi/Republika.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menukik tajam pada perdagangan hari ini, Senin (1/2). Di akhir sesi kedua, emiten berkode saham BRIS ini menguat hingga 14,75 persen atau naik 360 poin ke posisi 2.800 setelah enam hari berturut-turut tertekan di zona merah.

Baca Juga


Peresmian Bank Syariah Indonesia oleh Presiden Joko Widodo disebut menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham BRIS. Investor optimistis, BSI yang merupakan gabungan tiga bank BUMN syariah ini akan mampu tumbuh lebih besar ke depannya. 

"Penggabungan tersebut tentunya dapat memperbesar cakupan pasar dari Bank Syariah Indonesia dimana pondasi dari holding bank syariah ini terdiri dari bank syariah yang juga memiliki reputasi baik dimata nasabah," kata Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama, Senin (1/2).

Secara umum, Okie menilai prospek perbankan syariah masih memiliki ruang yang cukup besar untuk bertumbuh. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang sedang fokus mengembangkan perekonomian syariah. 

Secara teknikal, Okie menjelaskan, turunnya saham BRIS hampir dua pekan berturut-turut ini seiringan dengan pergerakan harga yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Pergerakab tersebut membawa valuasi dari saham BRIS telah melampaui nilai wajarnya. 

Selain itu, BRIS mengalami penurunan karena aksi forced sell yang dilakukan oleh sekuritas sebagai dampak dari investor ritel yang menggunakan fasilitas margin. Meski demikian, nengacu pada data historis, BRIS memang masih dalam tren naik dan saat ini berada pada secondary movement

Berdasarkan analias teknikal, Okie melihat, BRIS berpotensi mengalami teknikal rebound dalam jangka pendek dengan target terdekat yaitu 3.040 - 3.300. Hal ini juga didukung dengan indikator stochastic yang telah berada pada area oversold dan juga classic support yang terbentuk pada bulan Desember 2020. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler