In Picture: Taman Jurug Tutup Lagi, Pegawai Terancam Dirumahkan
Taman Jurug ditutup sampai batas waktu belum ditentukan.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Manajemen Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) memutuskan untuk menutup operasional bagi pengunjung per 1 Februari 2021. Penutupan dilakukan sampai batas waktu belum ditentukan. Alhasil, puluhan pegawai terancam dirumahkan jika manajemen tidak sanggup membayar gaji.
Manajemen telah melakukan sosialisasi penutupan kebun binatang terbesar di Solo Raya tersebut melalui media sosial. Dalam pengumuman tersebut disebutkan mulai 1 Februari 2021 TSTJ tidak menerima pengunjung sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut. Kemudian, tiket presale berlaku sampai dengan 31 Desember 2022.
Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, membenarkan ihwal penutupan Taman Jurug bagi pengunjung. Hal itu lantaran jumlah kunjungan selama pandemi Covid-19 turun drastis dengan adanya kebijakan batasan usia bagi pengunjung.
"Keputusan penutupan Taman Jurug dilakukan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bersama Wali Kota dua pekan lalu," kata Bimo saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (2/2).
Bimo menyebut, selama pandemi Covid-19 jumlah kunjungan harian di TSTJ rata-rata di bawah 50 orang. Sehingga, dilakukan evaluasi ulang terhadap perusahaan umum daerah milik Pemkot Solo tersebut.
Saat ini, total pegawai di TSTJ ada 82 orang. Bimo belum bisa memastikan nasib para pegawai yang bekerja di luar penanganan satwa lantaran masih dibahas dengan Pemkot.
"Untuk kebutuhan pakan satwa selama operasiomal dihentikan kami pastikan aman. Terkait tiket-tiket yang telah terjual itu masih bisa digunakan hingga 31 Desember 2022," imbuhnya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, TSTJ bakal ditutup selama setahun ke depan. Pemkot masih membahas skema bantuan untuk operasional TSTJ selama ditutup. Sebab, dana hibah tidak diperbolehkan untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
"Tapi kalau untuk hewannya itu boleh pakai BTT (Belanja Tidak Terduga). Targetnya itu adalah hewannya selamat, pegawainya tetap bisa memasak. Besok itu mungkin pegawainya bisa jadi dirumahkan, tapi keeper, dokter hewan dan satpamnya dipekerjakan seperti biasa," terang Wali Kota kepada wartawan, Senin (1/2).
Rudyatmo menyebut, Pemkot telah mengalokasikan anggaran Rp 1,9 miliar untuk operasional TSTJ sampai akhir tahun ini. Anggaran tersebut antara lain dipergunakan untuk pakan satwa, serta gaji keeper dan dokter hewan.
"Namun kalau untuk karyawan administrasi sampai direkturnya itu tidak bisa. Ya satu-satunya jalan dirumahkan dulu. Dirumahkan tanpa gaji mestinya. Sampai dengan kondisi bisa baik. Nanti Pemkot mampunya membantu logistik," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan penutupan sementara operasional TSTJ pertimbangan kasus penyebaran Covid-19 di Solo yang masih tinggi. Menurutnya, TSTJ memiliki tiga misi, yakni edukasi, rekreasi, dan konservasi. Selama pandemi Covid-19, misi edukasi dan rekreasi tidak berfungsi optimal. "Yang berfungsi hanya misi konservasinya. Nanti kalau sudah membaik kasus penyebaran Covid-19, TSTJ kami buka lagi," kata Ahyani.