Tahun Ini Suku Bunga Kredit Diprediksi Masih Bisa Turun Lagi
Saat ini perbankan sudah mengikuti tren penurunan suku bunga pinjaman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penurunan suku bunga kredit perbankan masih cukup terbuka pada tahun ini. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) suku bunga kredit modal kerja turun 88 basis poin menjadi 8,88 persen, suku bunga kredit investasi turun 102 basis poin menjadi 9,21 persen, dan suku bunga kredit konsumsi turun 65 basis poin menjadi 10,97 persen.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi penurunan suku bunga kredit memiliki ruang yang semakin sempit bahkan hanya 25 basis poin. Hal ini disebabkan adanya tekanan inflasi khususnya dari sisi pangan hingga jelang lebaran.
“Lonjakan inflasi karena bencana alam, distribusi pangan, impor, curah hujan tinggi, dan lain sebagainya, sehingga berpengaruh terhadap suku bunga,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/2).
Menurutnya saat ini perbankan sudah mengikuti tren penurunan suku bunga pinjaman karena Bank Indonesia sudah lebih dari satu tahun lalu memangkas suku bunga acuan, sehingga bukan hal yang kaget
“Bank Indonesia butuh tiga sampai lima kali menurunkan suku bunga acuan. Saat ini juga dana pihak ketiga (DPK) bank banyak yang ‘gemuk’ tumbuh 10 persen, loan deposit ratio (LDR) mengalami pelonggaran, jadi perbankan menurunkan suku bunga mengalami perlambatan,” ucapnya.
Sementara Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menambahkan ekspektasi pemulihan ekonomi pada tahun ini akan berimplikasi pada peningkatan permintaan kredit, sehingga membuat perbankan menurunnya persepsi risiko.
"Kami perkirakan penurunan suku bunga kredit cenderung diperkirakan akan terus berlanjut untuk mendorong proses pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.
Menurutnya beban dana perbankan terkelola cukup baik selama masa pandemi. Hal ini membuat kapasitas perbankan untuk kembali menurunkan suku bunga kredit masih cukup besar.
“Saat ini net interest margin yang masih berada pada posisi 4,4 persen saat ini,” ucapnya.
Meski demikian, dia menggarisbawahi penurunan suku bunga kredit ini tidak akan terlalu menekan margin perbankan. Peningkatan aktivitas fungsi intermediasi akan sedikit meningkatkan margin perbankan dari pencapaian tahun lalu.
“Apalagi, perbankan saat ini masih memiliki relaksasi aturan restrukturisasi kredit yang mampu membuat beban pencadangannya terjaga baik tahun ini. Pencadangan pun telah dilakukan agresif sejak tahun lalu,” ucapnya.
Josua menjelaskan saat ini likuiditas perbankan tergolong melimpah. Bahkan, perbankan sudah mampu lebih aktif menghimpun dana murah dengan kemampuan digital banking-nya.
“Bunga spesial dari simpanan berjangka sudah banyak berkurang selama masa pandemi tahun ini. Kemudian penanganan Covid-19 yang baik dengan didukung oleh program vaksinasi yang diharapkan akan mengungkit sisi permintaan dari perekonomian," ucapnya.