Setelah Brexit, Ekspor Inggris ke UE Anjlok 68 Persen
Sejak awal tahun,kalangan bisnis harus beradaptasi dengan pengaturan perdagangan baru
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Ekspor dari Inggris ke Uni Eropa anjlok 68 persen pada Januari karena perdagangan terganggu setelah berakhirnya masa transisi kepergian Inggris dari Uni Eropa (UE), menurut sebuah badan perdagangan yang mewakili para pengangkut barang.
Pemerintah tidak mengonfirmasi data tersebut dan mengatakan gangguan di perbatasan telah minimal sejak Inggris menyelesaikan perjalanannya keluar dari lingkaran UE pada 2020 menyusul kesepakatan tentang pengaturan perdagangan.
Sejak awal tahun, kalangan bisnis harus beradaptasi dengan pengaturan perdagangan baru, termasuk sistem baru untuk perusahaan dan petugas di provinsi Inggris di Irlandia Utara. Beberapa bisnis telah bergumul dengan deklarasi bea cukai dan sertifikat kesehatan baru ketika pandemi virus corona juga melanda perusahaan-perusahaan.
Anggota internasional di Asosiasi Pengangkutan Jalan (RHA) melaporkan penurunan ekspor 68 persen pada Januari, kata kelompok itu di Twitter. "Saya merasa sangat frustasi dan jengkel karena para menteri memilih untuk tidak mendengarkan industri dan para ahli," kata Kepala Eksekutif RHA Richard Burnett kepada surat kabar The Observer.
Pemerintah mengatakan pihaknya menangani sektor tersebut namun tidak mengakui angka yang diberikan tentang ekspor. "Berkat kerja keras para pengangkut dan pedagang untuk bersiap menghadapi perubahan, gangguan di perbatasan sejauh ini minimal dan pergerakan barang sekarang mendekati tingkat normal, meskipun ada pandemi Covid-19," katanya dalam sebuah pernyataan.