CORE Indonesia Prediksi Inflasi Tahun Ini Masih Rendah
CORE menyebut inflasi bisa naik bila ekonomi tumbuh di Semester II 2021
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CORE Indonesia memprediksi tingkat inflasi tahun ini masih lebih rendah atau sama dengan dua persen. Direktur Eksekutif CORE, Hendri Saparini menyampaikan hal tersebut masih wajar karena permintaan belum banyak pulih.
"Kemungkinan iya di bawah dua persen, karena memang pool demandnya belum pulih terbentuk," katanya pada Republika, Jumat (12/2).
Kecuali jika ekonomi mulai pulih dan membaik di semester dua 2021 maka tingkat inflasi bisa meningkat. Hendri mengatakan target inflasi pada tahun-tahun setelahnya sebaiknya di atas dua persen dan bisa mencapai tiga persen.
Dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi, maka ekonomi bisa mulai bergerak. Menurutnya pemerintah tidak perlu menekan atau menahan inflasi di tingkat yang rendah."Dengan inflasi yang lebih tinggi bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga lima persen," katanya.
Sebelumnya, Pertemuan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) telah menyepakati sasaran inflasi tiga tahun ke depan sebagai tindak lanjut akan berakhirnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.124/010/2017 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2019, Tahun 2020, dan Tahun 2021.
Sasaran inflasi tahun 2022, 2023, dan 2024 disepakati masing-masing sebesar 2-4 persen, 2-4 persen, dan 1,5-3,5 persen. Rapat koordinasi pimpinan kementerian dan lembaga tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Rakor dihadiri juga oleh Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perdagangan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Direktur Utama BULOG, dan perwakilan K/L terkait.