Sekolah di AS akan Dibuka Kembali di Tengah Pandemi
Panduan yang dikeluarkan mencakup protokol kesehatan dan panduan ventilasi kelas.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Jumat akan mengeluarkan pedoman Covid-19 baru untuk sekolah-sekolah. Ini sesuai janji Presiden AS Joe Biden yang akan membuka sekolah dalam 100 hari pertamanya menjabat.
Selama ini sebagian sekolah di AS ditutup untuk pembelajaran langsung selama hampir satu tahun karena pandemi Covid-19. Badan keamanan kesehatan tertinggi AS itu diharapkan memberikan panduan tentang berbagai langkah untuk mengurangi penyebaran virus di 130.000 sekolah dasar dan menengah di negara itu, seperti mencuci tangan, bermasker, dan menjaga jarak, menurut seseorang yang mengetahui dengan masalah itu. Panduan tersebut juga mencakup ventilasi di ruang kelas, pelacakan kontak, dan protokol karantina.
Tekanan untuk membuka kembali atau memperluas pembelajaran tatap muka telah meningkat karena hampir satu tahun pemelajaran jarak jauh telah merugikan 55 juta anak sekolah negeri dan keluarga mereka. Hanya 44 persen dari distrik sekolah AS yang menawarkan pembelajaran tatap muka penuh pada Desember dan 31 persen beroperasi dari jarak jauh, menurut Center for Reinventing Public Education, yang mensurvei 477 dari hampir 13.000 distrik sekolah di negara itu. Distrik lain telah menerapkan model pemelajaran campuran di mana siswa menghadiri beberapa hari sekolah secara langsung dan beberapa secara virtual.
Studi terbaru menunjukkan bahwa ruang kelas bukanlah sarang infeksi Covid-19, memperkuat desakan untuk membuka kembali sekolah. Namun, masih harus dilihat berapa banyak distrik sekolah yang dapat mematuhi protokol kesehatan CDC yang ketat dalam mengalihkan jutaan siswa dari pemelajaran jarak jauh ke sekolah tatap muka lima hari seminggu sesuai jadwal ambisius administrasi Biden.
Presiden Joe Biden berjanji untuk membuka kembali sebagian besar sekolah dalam 100 hari setelah menjabat pada 20 Januari. Pada Ahad (7/2), dia mengatakan masalah yang timbul dari penutupan sekolah yang berkelanjutan, termasuk masalah kesehatan mental anak-anak dan keluarnya orang tua dari angkatan kerja, telah mendorong ke keadaan darurat nasional.
"Saya dapat meyakinkan Anda satu hal: tidak ada perdebatan mengenai apakah akan membuka sekolah di sini. Ada perdebatan tentang caranya," kata penasihat virus corona Gedung Putih Andy Slavitt.
Pada Desember, CDC mengeluarkan panduan tentang pembukaan kembali sekolah yang tidak merekomendasikan sekolah untuk melakukan pemeriksaan gejala umum pada siswa tetapi mendorong orang tua untuk melakukan pemeriksaan pada anak mereka untuk gejala Covid-19.
Panduan tersebut mempromosikan kebersihan tangan dan pemakaian masker, dan menyarankan sekolah memutuskan untuk membuka kembali setelah menimbang rata-rata tes positif 14 hari masyarakat dan kemampuan mereka untuk melaksanakan rencana darurat jika siswa atau staf dinyatakan positif.
Para guru telah menyerukan vaksinasi yang lebih cepat, tetapi seseorang yang akrab dengan pemikiran CDC mengatakan pedoman yang diharapkan pada Jumat tidak akan menyarankan semua guru divaksin untuk kembali ke kelas.
Minggu lalu, direktur CDC, Rochelle Walensky, mengatakan sekolah masih dapat dibuka kembali dengan aman meskipun guru tidak divaksin, meskipun guru dianggap sebagai pekerja penting yang diprioritaskan untuk vaksinasi.
Minggu ini, Biden mengatakan para guru harus menjadi prioritas dalam mendapatkan vaksin melawan virus yang telah menewaskan lebih dari 470.000 orang Amerika.
Pembukaan kembali sekolah telah menjadi fokus perselisihan perburuhan antara serikat guru dan distrik mereka di kota-kota besar AS. Di Chicago pekan ini, setelah berbulan-bulan negosiasi yang mencakup ancaman penutupan dan pemogokan, serikat guru dan distrik mencapai kesepakatan tentang rencana keselamatan.