Kurang Efisien, BTN akan Tutup 30 Kantor Cabang
Pegawai di kantor cabang yang ditutup akan dipindahkan ke kantor cabang lainnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk akan menutup 30 kantor cabang pada semester satu 2021. Tercatat sepanjang 2020, perseroan telah menutup 125 kantor cabang.
Direktur Distribution & Ritel Funding, BTN, Jasmin mengatakan, penutupan kantor cabang karena tidak efisien terhadap kinerja bisnis.
"Tahun lalu, kita tutup 125 kantor cabang. Tahun ini kita tambah lagi tapi tidak sebanyak itu, semester satu tahun ini sekitar 30 kantor cabang," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (15/2).
Jasmin menjelaskan, saat ini perseroan sedang melakukan pemetaan atau mapping kantor cabang agar memaksimalkan kinerja bisnis. Sebab beberapa kantor yang ditutup merupakan kantor cabang yang dinilai kurang efektif.
"Kalau duplikasi dana pihak ketiga (DPK) tidak efisien kita tutup. Ini jadi nanti semakin baik," ucapnya.
Meski begitu, penutupan kantor cabang yang dilakukan tidak diikuti dengan pemberhentian hubungan kerja (PHK) bagi pegawai di kantor cabang tersebut. Sebaliknya, para pegawai dipindahkan ke unit atau kantor cabang lain.
Maka, dalam rangka pemetaan ulang kantor cabang, BTN tahun ini akan membuka 15 kantor cabang di wilayah khusus seperti kawasan industri, perkantoran dan instansi lainnya.
"Kita akan membuka 15 kantor cabang di instansi perkantoran, kawasan industri yang merupakan pasar bagi BTN," ucapnya.
Selain itu, tugas dan fungsi kantor cabang BTN akan mengalami perubahan. Nantinya kantor cabang ini akan didorong untuk menjual produk BTN, CASA, hingga pembiayaan untuk konsumen atau SME.
“Kantor cabang BTN hanya untuk memberikan pelayanan dan melakukan transaksi konvensional. Jadi cabang ini lebih banyak jualan, CASA, lending consumer dan SME. Kita ubah konsepnya jadi sale dan service," ucapnya.