Trayek Baru Tol Laut Indonesia Timur Tekan Disparitas Harga

Adanya Tol Laut saat ini, masyarakat menikmati penurunan harga barang 20–30 persen.

Humas Ditjen Hubla
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus melakukan optimalisasi dan akselerasi program tol laut dengan cara menambah trayek baru.
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus melakukan optimalisasi dan akselerasi program tol laut dengan cara menambah trayek baru. Hal ini dilakukan dalam rangka menunjang pendistribusian barang dan pengembangan ekonomi di daerah terpencil dan daerah belum berkembang serta dalam upaya menurunkan disparitas harga antara wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur.


Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Antoni Arif Priyadi mengungkapkan, selama ini, wilayah Indonesia Timur terkenal dengan disparitas harga yang cukup tinggi. Hal itu disebabkan oleh tingginya biaya distribusi logistik dari daerah produsen ke daerah tersebut. 

"Inilah yang mendasari lahirnya program Tol Laut dengan tujuan memangkas biaya logistik sehingga harga yang diterima oleh masyarakat sebagai pengguna akhir menjadi tidak terlalu mahal dan konektivitas antar daerah," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/2).

Dia mengatakan, rute Tol Laut awalnya hanya memiliki 2 trayek di tahun 2015. Seiring berjalannya waktu, trayek tersebut terus bertambah karena manfaat dari tol laut yang sudah dirasakan masyarakat secara nyata.

Di 2016 mengalami peningkatan 6 trayek, berlanjut pada 2017 ada 13 trayek baru Tol Laut. Kemudian di 2018 bertambah lagi 18 trayek. Di 2019 bertambah 20 trayek dan di 2020 bertambah 26 trayek. 

 

Penambahan jumlah trayek tersebut selalu diiringi dengan penambahan jumlah Pelabuhan dan kapal. “Untuk tahun 2021 ini, Ditjen Hubla menambah 4 trayek baru sehingga keseluruhan menjadi 30 trayek. Melibatkan 106 pelabuhan, yang terdiri atas 9 pelabuhan pangkal, dan 97 pelabuhan singgah,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, daerah yang dilewati Tol Laut saat ini masyarakatnya sudah menikmati penurunan harga barang antara 20–30 persen. Dari data tersebut menunjukkan bahwa program Tol Laut selama ini telah berhasil mengurangi disparitas harga yang selama ini menjerat masyarakat terutama di wilayah Indonesia Timur serta daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP).

Dia juga berharap kehadiran trayek baru ini dapat menjadi sarana untuk memasarkan produksi lokal berupa hasil pertanian atau perkebunan serta hasil perikanan untuk diangkut melalui kapal ini ke tujuan pasar yang lebih menguntungkan.

Dia menjelaskan, dengan adanya rute tol laut tersebut membuka pelabuhan-pelabuhan baru, diantaranya Pelabuhan Kokas di Kabupaten Fak fak, Pelabuhan Korido di Kabupaten Supriori dan Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura dalam rangka Ships Promote the Trade.

“Dengan adanya rute tol laut di wilayah Papua tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan layanan pelabuhan sehingga dapat memperlancar arus barang, menurunkan biaya logistik dan meningkatkan pemerataan di daerah 3TP,” ujarnya.

 

Kabupaten Merauke melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merauke mengawali tahun 2021 dengan mencatat prestasi dan sejarah dengan dibukanya Tol Laut trayek T-19 yang melakukan pengiriman Bahan Pokok Penting (Bapokting) dari Utara Papua ke Selatan Papua.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler