Unjuk Rasa Protes Penangkapan Rapper Spanyol Rusuh
Hasél ditangkap dengan tuduhan membenarkan terorisme dan menghina kerajaan
REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Polisi anti huru-hara Spanyol bentrok dengan pengunjuk rasa yang menuntut rapper Pablo Hasél dibebaskan. Dalam demonstrasi di ibu kota Madrid polisi melepaskan tembakan gas air mata, peluru karet dan membunyikan suara bom.
Hasél ditangkap dengan tuduhan membenarkan terorisme dan menghina kerajaan melalui lagu-lagunya. Awalnya unjuk rasa di alun-alun Plaza de Sol berlangsung damai. Demonstran bertepuk tangan secara serempak dan meneriakkan slogan 'tidak ada lagi kekerasan polisi' dan 'bebaskan Pablo Hasel'.
Namun, polisi menggunakan tongkat ke arah massa setelah pengunjuk rasa mulai melemparkan botol kaca dan batu. Sejumlah demonstran meresponnya dengan membakar kontainer untuk memasang barikade di jalan-jalan sempit di Madrid.
Pada Kamis (18/2), the Guardian melaporkan kepolisian regional Katalan, yang disebut Mossos d’Esquadra mengumumkan di Twitter, pihak berwenang telah menangkap 29 orang di Barcelona, Lleida, Girona dan Taragona. Rabu (17/2) kemarin polisi Barcelona juga melepaskan tembakan peluru karet ke arah massa yang melukai seorang wartawan kantor berita Reuters.
Saat pengunjuk rasa di Katalan mulai melemparkan benda-benda ke arah mobil lapis baja, Mosos kembali bertindak tegas dengan melepaskan tembakan peluru karet setinggi kepala orang dewasa. Ketika kerusuhan mulai terjadi, sebagian jalan-jalan di Barcelona diselimuti asap hitam yang berasal dari tong-tong sampah yang dibakar.
Hasél yang dikenal dengan pandangan kirinya tidak memenuhi perintah untuk menyerahkan diri untuk menjalani hukuman sembilan bulan penjara yang diputuskan pada tahun 2018 lalu. Vonis tersebut memicu gejolak di Spanyol dan mendorong pemerintah mengumumkan akan melonggarkan undang-undang kebebasan berbicara.
Pada Selasa (16/2) lalu, polisi menyerbu sebuah gedung universitas tempat Hasél membarikade dirinya sendiri. Penangkapannya memicu unjuk rasa dan kerusuhan di Barcelona dan kota-kota Katalan lainnya. Kerusuhan itu melukai 55 orang dan sekitar 18 orang ditangkap.
Penyelenggara unjuk rasa kembali mengajak masyarakat turun ke jalan menuntut Hasél. Selama konferensi pers, kepala keamanan regional Katalan Miquel Samper meminta pengunjuk rasa berkumpul dengan damai.