Meksiko Desak Negara Maju Berhenti Menimbun Vaksin Covid-19
Negara-negara miskin hingga saat ini belum mendapatkan pasokan vaksin.
REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Meksiko mengajukan permohonan di Dewan Keamanan PBB agar semua negara-negara maju di dunia berhenti menimbun vaksin Covid-19. Hal itu karena, negara-negara miskin hingga saat ini belum mendapatkan pasokan vaksin.
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan, tiga perempat dari dosis pertama vaksin Covid-19 didapatkan oleh sepuluh negara yang menyumbang 60 persen dari produk domestik bruto (PDB) global. Sementara, lebih dari 100 negara tidak mendapatkan pasokan vaksin sama sekali.
“Kami mendesak negara-negara untuk menghindari penimbunan vaksin dan mempercepat tahap pertama pengiriman COVAX, untuk memprioritaskan negara-negara dengan sumber daya yang lebih sedikit,” kata Ebrard di hadapan Dewan Keamanan PBB.
Ebrard mengatakan sejauh ini belum ada vaksin yang didistribusikan di bawah skema COVAX. Secara keseluruhan, 190 negara telah bergabung dengan program COVAX. Program ini bertujuan untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin Covid-19. Skema itu dijalankan bersama oleh aliansi GAVI, WHO, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan UNICEF.
"Sangat mendesak untuk bertindak, untuk membalikkan ketidakadilan yang dilakukan karena keamanan semua umat manusia bergantung padanya," kata Ebrard.
Baca juga : Turki Kembali Jalankan Aktivitas Normal Secara Bertahap
Meksiko telah menandatangani perjanjian dengan beberapa perusahaan farmasi internasional untuk menyediakan jutaan dosis vaksin bagi 126 juta penduduknya. Virus corona telah menginfeksi lebih dari 109 juta orang dan menewaskan sedikitnya 2,4 juta di dunia. Banyak negara yang belum memulai program vaksinasi, dan bahkan negara-negara kaya menghadapi kekurangan dosis vaksin karena para produsen sedang berupaya untuk meningkatkan produksi.