Pelaku Usaha Pariwisata Diusulkan Masuk Prioritas Vaksinasi

Pelaku usaha pariwisata juga garda depan pengembangan wisata dan ekonomi kreatif.

ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno (tengah) meninjau kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali (akhir pekan lalu). Kemenparekraf tengah mengupayakan agar pelaku pariwisata masuk daftar prioritas penerima vaksin Covid-19.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyatakan akan mendorong agar pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif mendapatkan prioritas vaksinasi Covid-19 sesegera mungkin.

Baca Juga


Menurutnya, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif perlu diprioritaskan untuk menerima vaksinasi setelah tenaga kesehatan. "Hal ini harus terus kita gaungkan dan kita harus perjuangkan vaksinasi ini, karena ini tugas kita," kata Sandiaga, Kamis (19/2).

Prioritas vaksinasi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif ini penting karena para mereka berada di garda terdepan mengembangkan dan membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi Covid-19. Sandiaga pun meminta jajarannya menindaklanjutinya hal ini.

Sandiaga juga sempat membahas wacana free Covid-19 corridors yang akan dilaksanakan di Bali. Kemenparekraf akan membahas hal ini dengan sejumlah kementerian dan lembaga.

"Deputi I bisa membantu untuk masuk dalam pembahasan tahap akhir dengan Kementerian Luar Negeri, Kemenenkum HAM, Kementerian Kesehatan, dan Satgas Covid-19. Kita undang ke Bali dan Pak Gubernur Bali beserta jajarannya, minggu depan di saat saya berkantor di Bali," ujar Sandiaga.

Baca juga : Polda Metro Jaya Telah Tetapkan 11 Tersangka Mafia Tanah

Selain itu, ia juga meminta deputinya membantu Desa Adat Kutuh, Kabupaten Badung, Bali. Sebelum pandemi Covid-19, Desa Adat Kutuh dengan Pantai Pandawa merupakan daya tarik utama yang biasanya dikunjungi lebih dari 3.000 wisatawan per hari.

Dari pariwisata, desa ini berhasil menghasilkan Rp 50 miliar pe rtahun. Namun, akibat pandemi Covid-19, pendapatan desa ini menurun hingga 90 persen.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler