'Vaksin Covid Aman dan tidak Membatalkan Puasa Ramadhan'
Asosiasi Medis Islam Inggris mengatakan vaksinasi Covid-19 diperbolehkan.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa Muslim masih khawatir disuntik selama bulan suci Ramadhan yang diperkirakan akan dimulai pada 12 April nanti. Asosiasi Medis Islam Inggris (BIMA) mengatakan vaksinasi Covid-19 diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa.
Anggota dewan BIMA Salman Waqar menjelaskan sudut pandang Islam tentang masalah tersebut cukup jelas. “Para cendekiawan Muslim di seluruh dunia, tidak hanya di Eropa dan Inggris telah mengatakan vaksin Covid-19 secara agama diperbolehkan dan melakukan vaksin selama Ramadhan tidak akan membatalkan puasa,” kata Waqar, dilansir The National News, Jumat (19/2).
Dalam konsultasi dengan cendekiawan Islam, organisasi profesional perawatan kesehatan Muslim telah menerbitkan panduan yang bertujuan menghalangi informasi yang salah, terutama di antara komunitas etnis minoritas.
Beberapa Muslim khawatir efek samping dari vaksin mungkin mengharuskan mereka untuk berbuka puasa. Namun, Salman mengatakan tertular virus adalah masalah yang lebih besar.
“Keputusan yang harus mereka ambil dari dua pilihan ini, mengambil vaksin yang terbukti aman atau berisiko tertular Covid-19 yang bisa membuat sakit dan melewatkan seluruh Ramadhan?” ujar dia.
Menteri Urusan Vaksin Inggris Nadhim Zahawi mengatakan pada Selasa lalu, Inggris akan menyesuaikan kampanye virus corona untuk memperhitungkan Ramadhan. Akan tetapi sampai saat ini masih belum jelas pelaksanannya.
Zahawi mengakui umat Islam mungkin enggan menerima suntikan pertama mereka sekarang karena dosis kedua akan diberikan selama Ramadan. Inggris mengizinkan penundaan penyuntikan selama 12 pekan sehingga mereka yang menerima dosis pertama dalam beberapa pekan berikutnya akan dijadwalkan menerima dosis kedua saat mereka berpuasa.
Baca juga: Komisi Fatwa: Vaksin di Malam Hari Ramadhan Lebih Maslahat
Petugas medis sedang mempertimbangkan apakah etnis dan profesi seseorang harus digunakan untuk menentukan kapan mereka menerima suntikan selama tahap selanjutnya.
“Kami tahu populasi Muslim telah terkena dampak pandemi Covid-19 secara tidak proporsional, baik dalam hal kasus dan kematian serta dampaknya pada kehidupan dan mata pencaharian. Jadi, penting populasi Muslim untuk mendapatkan vaksin,” ucap Salman.
Layanan Kesehatan Nasional (NHS) and Observatorium Kesehatan Masyarakat mengimbau para pemimpin komunitas dan perawatan kesehatan meninjau cara meningkatkan permintaan vaksin di antara komunitas etnis minoritas. Salman yang bekerja di pusat vaksin, mengatakan jam operasional dapat diperpanjang selama Ramadhan.
Hal ini dilakukan agar orang dapat menerima suntikan setelah matahari terbenam, ketika umat Islam berbuka puasa. Mendukung program vaksinasi, BIMA memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan terkait vaksinasi aman dan diperbolehkan secara agama.
Salman juga memperingatkan Muslim tidak berpuas diri begitu mereka divaksinasi. Selain itu, beberapa kebiasaan tradisional selama Ramadhan sebaiknya tidak dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19.
“Ramadhan adalah waktu yang indah untuk dihabiskan bersama keluarga dan teman-teman dan di masjid atau saat sholat malam. Namun, tahun ini kita harus terus berhati-hati. Meskipun orang sudah mendapat vaksin bukan berarti kebal sepenuhnya dari Covid-19,” kata dia.