Terbukanya Hijab Antara Nabi Muhammad dan Alam Malaikat

Nabi Muhammad menembus batas alam malaikat

Republika/Kurnia Fakhrini
Nabi Muhammad menembus batas alam malaikat , Rasulullah SAW (ilustrasi)
Rep: Imas Damayanti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT menganugerahi manusia dengan kemampuan untuk melihat apa yang ada di sekitarnya. Dan di sisi lain, terdapat dunia lain seputar malaikat, jin, dan setan yang menyertai kehidupan manusia yang ditekankan juga kebenarannya di dalam syariat.

Baca Juga


Keberadaan dunia lain seperti dunia malaikat, jin, setan dan dunia-dunia yang umumnya  tidak dapat terjamah dalam indra manusia. 

Namun, Nabi Muhammad diberi kemampuan mengenali dunia lain atau dunia gaib yang tidak mampu dijamah indra manusia pada umumnya.

Dilansir di Islamweb, Sabtu (20/2), Allah SWT memberikan kelebihan kepada Rasulullah untuk dapat melihat para malaikat, mendengar ucapan mereka, berbicara, dan berinteraksi kepada mereka secara sadar. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada setiap kali Nabi menerima wahyu dari Malaikat Jibril, yang mana interaksi tersebut adalah interaksi sakral sebab Jibril mengabarkan pesan Langit kepada Nabi Muhammad SAW.

Dari sanalah diketahui tentang deskripsi para malaikat dan penglihatan Rasulullah tentang Jibril. Malaikat Jibril digambarkan memiliki 600 sayap yang terbentuk dari mutiara dan rubi, sayap miliknya itu seakan memblokir cakrawala. Dan beberapa malaikat juga kerap beralih rupa (menyamar) sebagaimana yang pernah diminta Rasulullah kepada Jibril untuk menyerupai bentuk manusia.

Dan dari situ juga dikabarkan Rasulullah mengenai ibadah para malaikat dan ketaatannya terhadap Allah SWT. Rasulullah bersabda sebagaimana diriwayatkan Abu Dzar Al-Ghifar RA: 

عن أبي ذر رضي الله عنه أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال : إني أرى ما لا ترون ، وأسمع ما لا تسمعون ، أطّت السماء وحق لها أن تئطّ ، ما فيها موضع أربع أصابع إلا وملك واضع جبهته ساجدا لله

“Inniy araa maa laa tarawna, wa asma-u maa laa tasma’una, atthat as-smaa-u wa haqqa laha an tu-itha maa fiiha maudhi’a arba’a ashaabia’a illa wamalakun waadhi’un jubhatahu saa jidan lillah.” 

Yang artinya: “Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kamu lihat, aku mendengar apa yang tidak kalian dengar, (seperti mendengar) langit merintih dan laik baginya merintih, tidaklah di sana ada tempat untuk empat jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya seraya bersujud kepada Allah SWT.”  (HR Tirmidzi)   

Sumber: islamweb

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler