Ledakan Mesin Boeing Diselidiki, Pesawat Tua Ditangguhkan
Badan keamanan penerbangan akan meminta lebih banyak informasi terkait mesin Boeing.
REPUBLIKA.CO.ID, DENVER -- Jatuhnya suku cadang mesin jet di atas area permukiman di kedua sisi Atlantik telah menarik perhatian regulator dan mendorong penangguhan beberapa pesawat Boeing yang lebih tua dari layanan. Insiden pada Sabtu (20/2) akhir pekan lalu yang melibatkan United Airlines 777 di Denver dan kargo Longtail Aviation 747 di Belanda membuat pembuat mesin Pratt & Whitney menjadi sorotan, meskipun tidak ada bukti terkait.
Pratt & Whitney yang dimiliki oleh Raytheon Technologies Corp mengatakan, sedang berkoordinasi dengan regulator untuk meninjau protokol inspeksi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan inspeksi yang dipesan setelah insiden sebelumnya.
Setelah kegagalan mesin Colorado, ketika United Flight 328 menjatuhkan puing-puing di pinggiran utara Denver sebelum mendarat dengan selamat, Boeing merekomendasikan penangguhan 777 dengan varian turbin PW4000 yang sama. Jepang, sementara itu, memberlakukan penangguhan wajib.
Pada Senin (22/2) Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mempertimbangkan meminta lebih banyak informasi tentang mesin Pratt sehubungan dengan kedua peristiwa tersebut.
Seorang wanita menderita luka ringan dalam insiden Belanda yang menyebabkan bilah turbin tersebar di Kota Meerssen. Salah satunya, ditemukan tertanam di atap mobil.
Setelah menerima lebih banyak informasi, EASA mengatakan, insiden itu tidak ada hubungannya. “Tidak ada dalam kegagalan dan analisis akar yang menunjukkan kesamaan (antara dua insiden) pada tahap ini,” kata regulator.
Baca juga : Boeing 777 Garuda Berbeda dengan Milik United Airlines
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat mengatakan, akan segera mengeluarkan arahan kelaikan udara darurat berdasarkan acara United.
Kedua insiden melibatkan jenis mesin PW4000 serupa yang melengkapi sejumlah kecil pesawat yang lebih tua, beberapa dikandangkan karena pandemi Covid-19.
Meski demikian, mereka membawa masalah baru bagi Boeing karena pulih dari krisis 737-MAX yang jauh lebih serius dan mengakibatkan landasan jet berbadan sempit andalannya setelah dua kecelakaan mematikan.