Kisah Relawan Inggris Mandikan 20 Jenazah Covid-19 Tiap Hari

Ia menjadi sukarelawan sejak usia 16 tahun.

Muhi Mikdad
Kisah Relawan Inggris Mandikan 20 Jenazah Covid-19 Tiap Hari. Muhi Mikdad (29 tahun) memanfaatkan waktu luangnya menjadi relawan Covid-19 di London, Inggris.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pandemi Covid-19 membuat banyak orang membantu menjadi sukarelawan. Salah satunya adalah Muhi Mikdad, seorang sopir taksi yang kini menjadi relawan memandikan jenazah Covid-19.

Baca Juga


Dilansir dari My London, Muhi merupakan sopir taksi dari Tower Hamlets, Inggris. Ia menjadi sukarelawan selama empat jam sehari di masjid setempat, mengambil tanggung jawab untuk memandikan jenazah dan tugas-tugas lainnya.

Muhi Mikdad (29 tahun) berasal dari Bangladesh dan pindah ke London saat berusia 18 tahun. Ia menjadi sukarelawan sejak usia 16 tahun.

Ketika Covid-19 melanda pada Maret 2020, dia memutuskan memberikan waktu sebanyak yang dia bisa untuk menjadi sukarelawan di Masjid London Timur. Di sana ia membantu mengantarkan bahan makanan, obat-obatan, berbicara dengan keluarga yang diisolasi, hingga memandikan jenazah Covid-19.

Dalam Islam, memandikan jenazah sebelum dikuburkan sangat penting, baik untuk keselamatan orang yang menangani almarhum, maupun untuk menghormati orang yang telah meninggal.

Dalam beberapa bulan pertama pandemi, kata Muhi, setidaknya 20 jenazah akan dikirim ke masjid setiap hari. Termasuk mereka yang meninggal karena virus corona dan harus dimandikan.

 

 

“Suatu kehormatan besar bisa memandikan tubuh itu untuk dimakamkan. Dalam agama kami, kami percaya membasuh tubuh sebelum menguburkannya adalah pekerjaan yang sangat bermanfaat, jadi sungguh merupakan kehormatan bagi saya untuk melakukan hal seperti itu," ungkapnya, Jumat (26/2).

Dia memakai masker dan sarung tangan dan memastikan membersihkan tangannya sebelum dan sesudah setiap jenazah sehingga tidak ada kontaminasi silang.  Selain itu, dia telah membantu lebih dari 500 rumah tangga dan mengantarkan lebih dari seribu kantong belanjaan.

Dia mengaku ingin menginspirasi generasi muda untuk memanfaatkan waktu luang sebagai relawan. "Saya lihat tidak banyak orang muda melakukannya, padahal hanya dengan menjadi relawan selama satu-dua jam per pekan mereka bisa membuat perubahan," katanya.

Cuaca tidak menghentikan langkah Muhi. Bahkan, di tengah salju lebat pekan lalu di London, dia tetap keluar membantu orang.

Dia sempat terpapar virus Covid-19 Desember lalu. Setelah pulih, ia pun kembali melakukan kerja sosialnya. 

 

https://www.mylondon.news/news/east-london-news/london-cab-driver-washes-20-19906687

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler