Houthi Kembali Klaim Serang Riyadh
Houthi mengancam akan melancarkan lebih banyak serangan.
REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemberontak Houthi di Yaman mengakui sebagai dalang serangan ke Riyadh, Arab Saudi dan wilayah lain di Timur Tengah. Kelompok yang didukung Iran tersebut juga mengancam akan melancarkan lebih banyak serangan.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan telah menghadang serangan rudal Houthi yang mengincar Riyadh, Sabtu (27/2). Sejak 2015, koalisi yang dipimpin Arab Saudi dituduh melakukan pengeboman tanpa pandang bulu di Yaman.
"Operasi dilakukan dengan sebuah rudal balistik dan 15 drone, mengincar wilayah-wilayah sensitif di ibukota musuh. Operasi kami akan terus berlanjut dan akan diperluas sepanjang pengepungan dan agresi terhadap negara kami terus berlanjut," kata juru bicara Houthi Yahya al-Saree, seperti dikutip Gulf Today, Ahad (28/2).
Fragmen-fragmen pecahan rudal tersebar di sejumlah pemukiman di Riyadh. Pecahan rudal merusak satu rumah tapi pihak berwenang tidak melaporkan adanya korban jiwa atau terluka.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan mereka juga menghadang enam drone Houthi yang mengincar negara itu. Termasuk di kota sebelah selatan seperti Khamis Mushait dan Jizan.
Houthi meningkatkan serangan mereka terhadap Arab Saudi sementara mencoba merebut kembali daerah pemerintah Yaman di Marib. Sebelumnya, pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan pemberontak Houthi di Yaman untuk menghentikan serangan mereka ke rakyat sipil. Peringatan ini disampikan 48 jam usai Washington menghapus Houthi dari daftar organisasi teroris.
"Usai presiden mengambil langkah untuk mengakhiri perang di Yaman dan Arab Saudi telah mendukung perundingan damai, Amerika Serikat sangat terganggu dengan serangan-serangan Houthi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dalam pernyataannya, Senin (8/2) dua pekan yang lalu.