Emisi Karbon Tetap Meningkat Meski Dunia Dilanda Pandemi
Emisi karbon hanya turun 6 persen, dan naik lagi pada akhir tahun 2020.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan Energi Internasional antar pemerintah mengatakan bahwa emisi gas rumah kaca sampai saat ini terus meningkat. Salah satu pencemar CO2 terbesar di dunia dan mengalami peningkatan emisi menjelang akhir tahun adalah negara China. Untuk mengimbangi hal itu, konsekuensinya adalah energi terbarukan harus ditingkatkan di seluruh negara.
"Meningkatnya emisi karbon global menjelang akhir tahun lalu merupakan peringatan keras. Sehingga yang harus dilakukan adalah mempercepat transisi energi bersih di seluruh dunia,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, dikutip dari theverge, Rabu (3/3).
Data baru menutup tahun dimana emisi global awalnya anjlok sebagai akibat dari pembatasan yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Namun, berhenti sejenak untuk melakukan bisnis seperti biasa tidak akan cukup untuk mencegah krisis iklim yang lebih parah.
"Untuk mencegah konsekuensi yang lebih mengerikan dari perubahan iklim, ekonomi perlu mengadopsi energi bersih saat pulih," kata dia.
Kenaikan emisi didorong oleh negara-negara besar termasuk China, India dan Brasil. China melihat peningkatan 0,8 persen dalam emisi karbon dioksida secara keseluruhan tahun lalu.
Analisis lain minggu ini oleh situs web Carbon Brief yang berbasis di Inggris menemukan bahwa emisi negara itu bahkan lebih meningkat. Mereka menemukan emisi China naik 1,5 persen pada tahun 2020 dibandingkan dengan 2019.
Peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh dorongan untuk memulai ekonomi yang melambat pandemi dengan industri yang sangat berpolusi seperti konstruksi dan manufaktur berat. Tidaklah mengherankan jika polusi di China masih terus meningkat.
Komitmen iklim sebelumnya di bawah Perjanjian Paris menetapkan negara tersebut pada jalur untuk mencapai emisi tertinggi pada tahun 2030, meskipun pemimpinnya Xi Jinping baru-baru ini berjanji untuk menetapkan tujuan pengurangan karbon yang lebih ambisius untuk dekade ini.
Ia menambahkan China juga menetapkan tujuan baru untuk mengimbangi atau menangkap lebih banyak karbon dioksida daripada yang dilepaskan pada tahun 2060. Secara global, emisi harus turun dengan mantap dan cepat untuk memenuhi tujuan kesepakatan Paris yaitu membatasi pemanasan global hingga di bawah dua derajat celsius di atas tingkat pra-industri.
"Kami telah menghangatkan planet ini lebih dari satu derajat dan kami dapat melihat buktinya dalam kekeringan, kebakaran, badai dan gelombang panas yang lebih parah," kata dia.
Sementara itu, menurut para Ilmuwan Iklim, untuk mencegah kerusakan yang lebih parah membutuhkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga hampir nol pada pertengahan abad ini. Hal itu membutuhkan langkah-langkah tambahan seperti pengurangan emisi global hampir delapan persen setiap tahun dalam dekade ini.
Diketahui, pandemi hanya memangkas emisi tahunan 2020 sekitar enam persen secara keseluruhan. Dengan emisi yang melonjak kembali begitu cepat pada akhir tahun 2020, jelas kalau masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan agar dunia benar-benar mencapai target tersebut.