Saat Kaisar Heraclius Akui Nabi SAW Sebagai Utusan Allah

Ada hal yang mencegah Heraclius memeluk Islam.

EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Saat Kaisar Heraclius Akui Nabi SAW Sebagai Utusan Allah. Pemandangan reruntuhan pos Romawi di situs sejarah Romawi desa Faraseen, dekat kota Jenin Tepi Barat, 07 Januari 2021. Desa Faraseen adalah situs arkeologi yang berisi gundukan puing, fondasi, pilar, serta ubin dan oker tanah.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menggunakan berbagai metode dalam berdakwah, salah satunya adalah dengan mengirimkan surat kepada para raja atau pemimpin suatu daerah. Surat-surat ini dikirimkan kepada raja-raja untuk mengajak mereka menerima Islam, beribadah kepada Allah SWT.

Baca Juga


Dilansir di About Islam, Al-Bukhari dan Muslim menjelaskan ketika Heraclius mendengarkan surat Nabi dan bertanya kepada Abu Sufyan tentang atribut dan pesan Nabi, dia mengakui Nabi Muhammad (SAW) memang Nabi Allah.

Dia berkata: “Jika apa yang kau [Abu Sufyan] katakan itu benar, maka dia adalah seorang Nabi, dan dia akan segera menempati tempat di bawah kedua kakiku ini. Saya tahu dia akan muncul, tetapi saya tidak berpikir dia akan berasal dari antara Anda. Jika saya tahu saya bisa menghubunginya, pasti saya akan melakukan yang terbaik untuk pergi menemuinya, dan jika saya bersamanya saya akan membasuh kakinya."

Meski mengakui Nabi, riwayat lain menjelaskan ketakutan Heraclius terhadap dirinya sendiri dan kerajaannya mencegah dirinya menerima Islam dan pindah ke pihak Nabi. Ketika dia mendengar berita tentang orang Negus menjadi Muslim, dia mengakui kebenaran Nabi. 

"Demi Allah, jika bukan demi mempertahankan kerajaan saya, saya akan melakukan apa yang telah dia lakukan," katanya.

Link artikel asli

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler