Kapankah Peristiwa Isra dan Mi'raj Terjadi?

Peristiwa Isra Mi'raj ini disebutkan dalam Alquran surat Al Isra ayat 1.

MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA
Kapankah Peristiwa Isra dan Mi'raj Terjadi?
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isra Mi'raj merupakan peristiwa besar yang dialami Nabi Muhammad SAW. Di mana Nabi Muhammad SAW dalam satu malam melakukan perjalanan suci dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga menuju Sidratul Muntaha.

Baca Juga


Isra dan Mi'raj adalah dua peristiwa yang berbeda. Menurut Ustadz Jeje Zainuddin, perjalanan Isra dan Mi'raj terdiri dari dua bagian peristiwa yang penting. Pertama, peristiwa Isra, yaitu perjalanan Nabi di malam hari yang mengagumkan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina yang ditempuh hanya dalam hitungan jam.

"Dinamakan Isra, karena memang perjalanan di waktu malam," kata dia dalam pesan tertulis, Rabu malam (10/3).

Sedangkan bagian kedua adalah peristiwa Mi'raj. Menurut Jeje, Miraj berarti naik, yaitu naik ke langit tertinggi yang disebut Sidratul Muntaha, puncak pencapaian tertinggi yang tidak ada lagi setelahnya.

Lalu kapan Isra dan Mi'raj itu terjadi? Menurut Jeje, terjadi perselisihan pendapat di kalangan para ilmuwan dan sejarawan Muslim tentang kepastian tanggal dan bulannya. Tetapi mayoritas kaum Muslimin meyakini riwayat yang menerangkan terjadi pada bulan Rajab tanggal 27 dan itulah yang secara luas diakui riwayat paling masyhur.

"Terjadinya peristiwa Isra Mi'raj adalah suatu kepastian yang dialami Nabi dalam perjalanan dakwahnya. Sebagaimana secara jelas dan tegas disebutkan secara eksplisit dalam Quran Surat Al Isra dan An Najmu," kata Jeje.

Tentu saja, peristiwa satu malam ini menguji keimanan umat Islam kala itu. Jarak Masjidil Haram dengan Masjid Aqsa di Baitul Maqdis adalah sekitar 1.500 Km atau memerlukan perjalanan sekitar 40 hari menggunakan unta. 

Sehingga banyak orang Quraish saat itu menganggap perjalanan Isra dan Mi'raj Nabi hanyalah bualan belaka. Namun, tidak dengan Abu Bakar, ia adalah sahabat yang pertama kali menerima dan meyakini cerita Nabi tentang perjalanan suci itu.

Peristiwa Isra Mi'raj ini disebutkan dalam Alquran surat Al Isra ayat 1. 

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," 

Perjalanan Isra dan Mi'raj disebut juga sebagai sarana Allah dalam menghibur Nabi Muhammad yang tengah bersedih, karena kematian orang-orang tercinta. Istrinya Siti Khadijah dan Abu Thalib sebagai paman yang selama ini melindungi dan membelanya.

Dikutip dari buku Kisah Isra Mi'raj Rasulullah SAW terjemah dari kitab Qishotul Mi'raj karya Syeikh Najmuddin al-Ghaithi, dikisahkan ketika Rasulullah sedang berada di Ḥijr Ismail yang terletak di dekat Ka'bah, tiba-tiba Jibril dan Mikail mendatanginya. 

Didatangkanlah Buraq lengkap dengan kendali dan tali kekang. Buraq merupakan seekor binatang berwarna putih yang tingginya lebih daripada keledai dan lebih pendek daripada bighal. Rasulullah berangkat menggunakan Buraq diapit oleh Jibril di sebelah kanan dan Mikail di sebelah kiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler