Mengapa Orang Ketagihan Ghibah?
Orang yang bergunjing atau ghibah seperti menantang Allah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergunjing adalah perbuatan yang tanpa sadar sudah menghasilkan dosa. Terlebih, bergunjing sering dilakukan dan membuat orang susah berhenti.
Pendakwah Habib Husein Ja’far mengatakan orang yang bergunjing atau ghibah seperti menantang Allah. Sebab, Allah dengan baik sudah menutup aib seseorang tapi malah dibuka orang lain.
“Ghibah adalah ketika kamu membicarakan keburukan orang lain atau sekadar mengingat keburukan orang lain dan orang itu jelas tidak suka. Bahkan orang yang sudah meninggal pun tidak boleh dibicarakan keburukannya. Membicarakan keburukan orang lain hukumnya dosa,” kata Habib Husein dalam video bertajuk Ghibah Bentuk Kurang Ajar Kita pada Allah dalam kanal Youtube Cahaya untuk Indonesia.
Ghibah terjadi ketika hati sudah dikuasai nafsu. Oleh karena itu, kita harus bisa mengontrol hati sendiri.
Hati harus bebas dari keburukan dan nafsu sehingga selalu merindukan hal kebaikan atau ibadah, contohnya shalat. Jangan sampai hati terbersit untuk membicarakan kejelekan orang lain.
Penyebab seseorang menyukai ghibah menurut Imam Ghazali adalah ingin unggul, dengki atau iri hati, melihat kesusahan orang lain senang, dan rasa tidak percaya diri. Habib Husein menjelaskan Allah secara jelas menerangkan ghibah dalam surat al-Hujurat ayat 12:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba'ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Habib Husein menyebut ada beberapa cara menghindari ghibah. Misal, meninggalkan orang yang tidak memberikan kebaikan. “Nabi berpesan untuk berteman dengan orang yang memberikan kebaikan,” ujar dia.
Namun, ada beberapa ghibah yang dibolehkan yang dijelaskan menurut Imam Nawawi. Yakni, ghibah saat di pengadilan, melaporkan kejahatan kepada penegak hukum atau polisi, dan saat seseorang meminta fatwa kepada ulama.
“Boleh juga ghibah kalau untuk memetik pelajaran. Tapi itu harus tulus ya. Pada akhirnya itu semua tergantung pada diri sendiri saat berurusan dengan hati,” ucap dia.
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam,” (HR Bukhari).
https://www.youtube.com/watch?v=BxhLty1EQ0s